Pertemuan dibuka oleh Ketua IPBES, Anna Maria Hernandez yang menyampaikan bahwa pertemuan IPBES-9 merupakan momen yang sangat penting karena merupakan peringatan 10 tahun dibentuknya IPBES.
“Sejauh ini IPBES telah mengadopsi kerangka yang inovatif dan ambisius untuk mempublikasikan kajian komprehensif dengan beragam pengetahuan,” ujarnya.
“Selama kemiskinan, rasisme, diskriminasi dan eksklusivitas masih ditemukan, sangat sulit untuk mencapai perdamaian dunia.”
Direktur Eksekutif United Nation for Environmental Programme (UNEP), Inger Andersen, mengatakan hasil kajian IPBES disambut dan menjadi catatan dalam UN Environmental Assembly kelima yang telah berkomitmen untuk memperkuat aksi-aksi terkait alam yang diperlukan untuk mengatasi tiga krisis global yaitu perubahan iklim, hilangnya alam dan keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah.
“Salah satu resolusi yang mengadopsi catatan khusus, bahwa platform kebijakan sains harus dibentuk untuk berkontribusi lebih jauh pada pengelolaan bahan kimia dan limbah yang baik, untuk mencegah polusi, dan meminta pengembangan perjanjian yang mengikat secara hukum internasional, tentang polusi plastik sampai tahun 2024,” ujar Andersen.
Andersen mengatakan pentingnya menghambat dan mengembalikan tren penurunan keanekaragaman hayati.
Komentar tentang post