Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, tahun ini tinggi antusasime masyarakat untuk membersihkan laut dan sungai dari sampah. Gerakan ini dilaksanakan di 108 titik pantai dan 5 titik sungai, Minggu (18/8), melesat dari rencana awal yakni 74 titik.
“Angka ini belum termasuk relawan yang melakukan bersih pantai dan sungai secara spontan di beberapa tempat di seluruh Indonesia,” ujar Susi, sebagai Pembina Pandu Laut Nusantara.
Tahun ini, Menteri Susi memimpin langsung gerakan Menghadap Laut di Pantai Timur Ancol, Jakarta. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Duta Besar dan perwakilan negara-negara sahabat dari Kanada, Panama, Belanda, Hungaria, Polandia, Norwegia, dan Jepang. Hadir pula para pejabat eselon I KKP. Sejumlah influencers tanah air seperti Nirina Zubir, Tora Sudiro, Prita Laura, dan Chacha Frederica juga turut turun tangan.
Melihat sampah yang mayoritas berupa limbah kain yang diikat dengan plastik berserakan di sekitar pantai, Menteri Susi memperkirakan adanya pihak-pihak yang secara sengaja membuang sampah limbah tekstil di wilayah itu.
“Dari sampah yang ada di sini, saya lihat ada kesengajaan membuang sampah limbah tekstil. Mungkin dari konveksi, sisa-sisa bahan bikin kaos-kaos diikat lalu dibuang saja kemari,” ujarnya.
Menteri Susi akan menginvestigasi hal ini dan mengirimkan alat berat (eskavator) untuk membersihkan lokasi tersebut.
Susi mengimbau agar perusahaan-perusahaan tidak membuang sisa-sisa limbah ke laut dan pantai secara sengaja. Perusahaan-perusahaan yang masih memakai plastik sekali pakai untuk segera mengalihkan produksinya ke bahan lain yang lebih tahan lama seperti tumblr dan tas ganepo.
Susi juga mengajak masyarakat untuk menghentikan pemakaian plastik sekali pakai seperti kresek. Dengan begitu, permintaan plastik sekali pakai pun akan berkurang sehingga para produsen diharapkan mulai mengurangi produksi kresek untuk bergeser ke bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.
Pemakaian plastik sekali pakai, dapat mengancam keberlangsungan ikan di laut. Hal ini dikarenakan plastik membutuhkan puluhan tahun untuk hancur sehingga sampah plastik yang bermuara di laut dapat termakan oleh ikan. Padahal, ikan merupakan sumber protein yang penting untuk kesehatan dan kecerdasan SDM.
Tahun 2030 diprediksikan akan lebih banyak plastik daripada ikan di laut. Ironisnya lagi, laut Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, setelah Cina. Hal ini mengancam lebih dari 800 spesies biota laut, termasuk ikan dan terumbu karang.
Meresponi kondisi tersebut, Pandu Laut Nusantara, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Yayasan EcoNusa bersama 300 komunitas, organisasi, peerusahaan swasta, BUMN, dan Pemerintah Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia menyelenggarakan gerakan Menghadap Laut 2.0 pada Minggu (18/8).
Pandu Laut Nusantara merupakan gerakan sosial masyarakat yang terdiri dari berbagai lapisan individu dan komunitas yang menaruh perhatian pada keberlangsungan kehidupan laut.*
Komentar tentang post