Darilaut – Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan masih melakukan pencarian sejumlah anak buah kapal (ABK) yang hilang karena cuaca buruk di perairan Kalimantan Barat. ABK yang hilang ini berada di 16 kapal tenggelam, 12 di antaranya adalah kapal perikanan.
Pencarian ABK yang hilang karena cuaca buruk juga dilakukan di perairan Gorontalo Utara, Laut Sulawesi dan seorang nelayan di Sangihe, Sulawesi Utara.
Di perairan Kalimantan Barat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengerahkan Kapal Pengawas Perikanan Napoleon 037 yang beroperasi dibawah Stasiun PSDKP Pontianak untuk bergabung dengan Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan dalam melakukan pencarian korban yang tenggelam.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) yang juga Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar, Sabtu (17/7) mengatakan, KKP bersama dengan jajaran instansi terkait lainnya yang tergabung dalam Tim SAR Gabungan, saat ini tengah melakukan pencarian dan pertolongan terhadap anak buah kapal (ABK) yang dinyatakan hilang pada kecelakaan 16 kapal di mana 12 di antaranya merupakan kapal nelayan yang tenggelam karena cuaca buruk.
Tim KKP yang bergabung dalam tim SAR Gabungan terus bekerja untuk proses identifikasi korban dan berkoordinasi dalam rangka pemulangan enam orang nelayan asal Jakarta yang berhasil diselamatkan dalam proses evakuasi tersebut.
Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono mengatakan, selain memberikan dukungan pencarian dan evakuasi korban tenggelam, Ditjen PSDKP KKP saat ini juga membantu proses identifikasi dan koordinasi pemulangan terhadap enam orang nelayan asal Jakarta yang berhasil diselamatkan oleh Tim SAR Gabungan. Proses identifikasi dilaksanakan secara efektif dengan bantuan nelayan yang selamat.
Peristiwa kapal kecelakaan kapal di perairan Kalimantan Barat terjadi pada Selasa (13/7) malam dan Rabu (15/7) dini hari.
TNI Angkatan Laut juga telah mengerahkan dua unsur Kapal Perang KRI Usman Harun-359 dan KRI Kerambit-627 dalam upaya SAR kecelakaan kapal nelayan di perairan Kalimantan Barat, Jumat (16/7/).
Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K, mengatakan TNI Angkatan Laut mengerahkan KRI Usman Harun-359 dan KRI Kerambit-627 yang tengah melaksanakan patroli kedaulatan di Laut Natuna setelah mendapat laporan telah terjadi kecelakaan yang menimpa 14 Kapal Motor nelayan di tiga lokasi secara bersamaan karena dampak cuaca buruk di perairan Kalimantan Barat.
Data Kantor Basarnas Pontianak, mengutip Antaranews.com, Sabtu (17/7), mencatat masih mencari 39 ABK dan nelayan dari 15 hingga 16 kapal motor perikanan yang tenggelam. Kapal-kapal tersebut mengalami kecelakaan di perairan Muara Jungkat 9 kapal motor, Muara Kubu 2 kapal motor, dan di Muara Pemangkat 3 kapal motor. Dari 14 kapal itu, 12 kapal perikanan dan 2 kapal tugboat.
Sementara itu, di perairan Gorontalo Utara, Laut Sulawesi, dilaporkan 4 ABK KM Mina Maritim 138, hilang di perairan Sumalata Timur atau 15 mil dari Pulau Raja, dan 14 ABK lainnya selamat. Kapal perikanan yang berpangkalan di Gentuma Raya ini dihantam gelombang tinggi disertai hujan lebat, sedangkan 4 ABK yang ada di sampan terlempar ke laut.
Cuara buruk gelombang tinggi dan angin kencang juga melanda perairan Sulawesi Utara. Mengutip Zonautara.com, Sabtu (17/7), seorang nelayan di Sangihe dilaporkan hilang pada Jumat (16/7) karena gelombang tinggi. Laporan hilangnya nelayan tersebut diterima UPT Pos SAR Tahuna Sabtu.
Nelayan atas nama Martianus Natingkase asal desa Nanusa Kecamatan Nusa Tabukan, Sangihe, terakhir kali terlihat sekitar pukul 13.00 Wita di dekat pulau Buang. Namun hingga malam korban belum pulang. Upaya pencarian secara mandiri sudah dilakukan warga setempat di sekitar pulau Buang hingga pukul 22.00, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Komentar tentang post