17 Hari di Sungai yang Penuh Buaya, Paus Bungkuk Kembali ke Laut lepas

Paus bungkuk yang masuk hingga 20 kilometer di hulu sungai yang dipenuhi buaya di Taman Nasional Kakadu tampak sehat. FOTO: KAKADU NATIONAL PARK VIA ABC.NET.AU

Darilaut – Seekor paus bungkuk (humpback whale) yang mengejutkan para ilmuwan saat ditemukan 20 kilometer di hulu sungai yang dipenuhi buaya di Taman Nasional Kakadu (Kakadu National Park) Australia, akhirnya kembali ke laut lepas. Paus ini melakukan perjalanan epik selama 17 hari.

Para ahli melacak kemajuan paus yang dijuluki “The Kakadu Humpback”, sembilan kilometer dari Teluk Van Diemen.

Abc.net.au melansir, ilmuwan Pemerintah Northern Territory, Dr Carol Palmer, mengatakan penampakan itu merupakan berita yang menggembirakan.

“Kami sangat senang, karena itu mencapai titik di mana pasang surut menyebabkan kami menjadi lebih dari sedikit khawatir,” kata Palmer kepada Radio ABC Darwin.

Menurut Palmer, telah disusun rencana B dan C untuk mengeluarkan paus dari sungai sebelum penampakan.

Paus Bungkuk ini bagian dari kelompok yang berjumlah tiga individu yang ditemukan sekelompok ahli ekologi laut yang sedang memancing di sungai pada 2 September lalu.

Dua dari paus itu kemudian kembali ke laut, dan satu terus menuju ke hulu.

Petistiwa ini pertama kali terjadi dalam sejarah yang tercatat bahwa paus bungkuk terlihat 20 kilometer di hulu sungai di Kakadu.

Tim ilmuwan mengatakan kekhawatiran mereka meningkat pada hari Jumat ketika melihat paus di perairan yang sangat dangkal.

“Paus itu tertutup lumpur, meskipun kelihatannya baik-baik saja,” kata Palmer.

“Kami telah menemukannya tujuh kilometer di hilir dari tempat kami sebelumnya mencatatnya dan itu berada di perairan yang cukup dangkal, hanya sedalam tiga meter,” ujar Palmer.

Para ilmuwan sedang mempertimbangkan sejumlah opsi. Termasuk menggunakan panggilan paus pembunuh (killer whale) atau suara keras, untuk menakut-nakuti agar paus bungkuk kembali ke laut.

Namun, kata Palmer, strategi tersebut memiliki risiko, karena dapat meningkatkan kemungkinan terdampar.

“Kami bahkan tidak memutuskan untuk memasang pelacak karena kami tidak ingin menakut-nakuti saat berada di perairan dangkal,” katanya.

Ilmuan Taman Nasional meminta nasihat dari para ahli di seluruh Australia.

Beberapa ahli percaya meskipun ini adalah keadaan yang sangat langka, keingintahuan paus bungkuk terkadang membuat mereka menemukan diri mereka di tempat yang aneh dan tidak terduga, termasuk Sydney Harbour.

Paus bungkuk melakukan migrasi tahunan ke utara dari Antartika untuk melahirkan selama musim dingin selatan, sebelum kembali ke Antartika di musim panas.

Para ahli memperkirakan ada 70.000 paus bungkuk yang tersebar di dua kelompok besar yang ikut serta dalam migrasi tahunan di lepas pantai timur dan barat Australia.

Paus yang ditemukan di Kakadu hampir pasti berasal dari kelompok pantai barat.

Tetapi bagi Palmer, kabar terbaiknya adalah bahwa perjalanan paus di Kakadu hanya bersifat sementara.

Menurut Palmer, Kakadu adalah tempat yang sangat aneh bagi paus. “Kami berharap paus ini mengejar teman-temannya dan kembali ke Antartika,” katanya.*

Sumber: ABC.NET.AU

Exit mobile version