2 Warga Kepahiang Meninggal Dunia Karena Angin Kencang

Petugas mengerahkan alat berat untuk membantu proses pengangkatan pohon yang tumbang akibat tertiup angin kencang di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Minggu (11/7). FOTO: BPBD Kepahiang/BNPB

Darilaut – Angin kencang yang terjadi di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Minggu (11/7) menewaskan 2 warga.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepahiang, korban meninggal dunia setelah kendaraan jenis mini bus yang ditumpangi tertimpa pohon tumbang.

Pada saat kejadian, hujan dilaporkan turun cukup deras dan angin bertiup kencang.

BPBD Kabupaten Kepahiang juga telah mencatat kerugian lain yang disebabkan oleh bencana tersebut meliputi satu unit rumah rusak berat, satu mobil rusak berat dan satu mobil lainnya mengalami kerusakan ringan.

BPBD Kabupaten Kepahiang dibantu tim gabungan TNI, Polri dan masyarakat telah membersihkan puing pohon tumbang menggunakan tiga buah gergaji mesin.

Selain itu, tim juga mengerahkan satu unit alat berat loader dan eskavator untuk mempercepat penanganan pohon tumbang tersebut dan mengurai kemacetan yang ditimbulkan.

Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Rabu (14/7), hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Bengkulu.

Selain Bengkulu, wilayah lain seperti Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Selatan dan Maluku Utara juga berpotensi terjadi hujan lebat dan angin kencang hingga dua hari ke depan.

Melihat adanya peringatan dini tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharap agar pemerintah bersama masyarakat di tiap-tiap daerah itu segera melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi cuaca yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau agar seluruh komponen yang ada di daerah agar memantau perkembangan cuaca dari BMKG dan melihat potensi kerawanan wilayah melalui inaRisk BNPB.

Exit mobile version