Darilaut - Selama 24 tahun terakhir, wilayah Samudra Hindia Barat atau Western Indian Ocean (WIO) telah kehilangan hampir sekitar 4% tutupan mangrove. Saat ini wilayah Samudra Hindia Barat memiliki sekitar 745.518 ha mangrove yang tersisa, di mana 41% (302.735 ha) ada di Mozambik, 37% (277.567 ha) di Madagaskar, 15% (110.787 ha) di Tanzania dan 7% (54.430 ha) di Kenya. Jasa ekosistem untuk perikanan dan pesisir perlindungan yang disediakan mangrove di Samudra Hindia Barat. Mata pencaharian 40 jutamasyarakat pesisir di wilayah tersebut bergantung pada sumberdaya mangrove. Wilayah ini telah kehilangan 30.156 ha (3,9%) dari mangrovenya selama 24 tahun terakhir (1996-2020). Terutama karena ekstraksi kayu yang tidak berkelanjutan, pembukaan lahan untuk pertanian dan dampak topan dan banjir. Informasi ini telah dipublikasi oleh WWF, IUCN dan Wetlands International dengan judul “The State of Mangrove in The Western Indian Ocean” tahun 2022. Informasi paling andal dan terkini yang tersedia saat ini tentang luasan spasial dan perubahan terkini dalam distribusi mangrove di wilayah tersebut. Ini adalah yang pertama dari serangkaian spin-off laporan The State of the Worlds Mangrove tahun 2021. Publikasi komprehensif ini membuktikan bahwa upaya konservasi mangrove perlu ditingkatkan di wilayah tersebut. Di wilayah ini terdapat 40.900 ha untuk restorasi. Keadaan mangrove di Western Indian Ocean adalah laporan pertama yang mengukur dan memetakan karbon biru mangrove, pendorong perubahan, dan potensi restorasi mangrove di kawasan tersebut, dengan menggunakan data terbaru dan terbaik yang tersedia secara global. Laporan ini didasarkan pada analisis data Global Mangrove Watch (GMW) mengikuti pendekatan sistematis dan standar yang diadopsi dan didukung oleh lima organisasi konservasi utama dunia. Dataset GMW berasal dari citra penginderaan jauh resolusi tinggi dari tahun 1996-2020, dan telah dilengkapi dalam laporan ini dengan wawasan dari literatur ilmiah terbaru, evaluasi sosial-ekonomi dan masukan dari mitra lokal di wilayah tersebut. Laporan menunjukkan betapa pentingnya mangrove. Tingkat degradasi menurun, tetapi kita masih melihat penurunan tutupan mangrove. Laporan tersebut menunjukkan dampak besar hilangnya hutan mangrove untuk mata pencaharian, iklim, dan keanekaragaman hayati. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki tugas besar di depan kita. Ada potensi restorasi yang tidak terbatas, di mana sejumlah besar karbon dapat dilestarikan dan diasingkan. Kekuatan sebenarnya dari laporan ini terletak pada kolaborasi antara aktor global dan regional. Ilmuwan penginderaan jauh terbaik secara global berkolaborasi dalam Global Mangrove Watch Initiative, yang dipimpin oleh Wetlands International dan The Nature Conservancy untuk mengembangkan dan menyediakan data mangrove yang paling andal. Sumber: Global Mangrove Alliance dan Wetlands.org
Komentar tentang post