Warna hijau muncul karena adanya reaksi tembaga dengan atmosfer bumi sehingga menimbulkan warna kehijauan. Serpihan satelit tersebut tidak membahayakan masyarakat.
“Jatuhnya satelit ini tidak berdampak bagi masyarakat, karena di atas Pontianak hingga pulau Jawa, satelit ini hanya melintas sedangkan jatuhnya berada di perairan Samudera Hindia, di sebelah barat Australia,” kata Andi.
Andi mengimbau, bagi masyarakat yang menemukan fenomena serupa, dapat melaporkan dengan mendatangi secara langsung kantor ataupun balai BRIN terdekat, atau bisa juga mengirimkan laporan melalui media sosial ataupun melayangkan surel ke ppid@brin.go.id ke bagian humas atau PPID BRIN.
Selain itu, untuk mendapatkan informasi terkait benda antariksa, BRIN sendiri telah memiliki laman khusus yang dapat diakses masyarakat untuk memantau benda jatuh antariksa.
Melalui laman orbit.brin.go.id telah tersedia informasi yang cukup lengkap mengenai benda jatuh antariksa. Mulai dari pemantauan benda jatuh secara realtime, hasil analisis, hingga arsip mengenai benda jatuh antariksa di masa lampau.
“Pada bagian pemantauan realtime, masyarakat dapat melihat detail benda jatuh antariksa, mulai dari nama, pemilik benda jatuhnya, ketinggian, prediksi kapan jatuhnya, juga lintasan benda jatuh tersebut, dari peta dunia juga Indonesia. Bagi astronom amatir juga dapat melihat data inklinasi juga jarak terjauh dan terdekat benda jatuh tersebut,” ujar Andi.
Komentar tentang post