Iwan mengatakan kepadatan penduduk di pulau Jawa cukup beragam dari 9 orang/km2 menjadi 880 orang/km2 pada tahun 1815 dengan rata-rata 35 orang/km2, dan rata-rata ini meningkat menjadi 330 orang/km2 pada tahun 1930 dan 1.000 orang/km2 pada tahun 2000 sedangkan pada tahun 2023 mencapai 14,464 orang/km2.
Berdasarkan hasil risetnya, kata Iwan, terdapat beberapa temuan, di antaranya pertama, analisa perubahan penggunaan lahan menunjukkan bahwa lahan sawah merupakan penggunaan lahan yang dominan.
Namun, dari tahun 1990 hingga tahun 2020 luasnya mengalami penurunan karena adanya tekanan untuk kebutuhan lahan pemukiman. Bahkan dari proyeksi penggunaan lahan pada tahun 2030, lahan sawah juga mengalami penurunan menjadi 33,2%, akibat penambahan permukiman.
Kedua, dengan melakukan simulasi menggunakan SWAT yang terkalibrasi, perubahan penggunaan lahan juga mengakibatkan peningkatan limpasan permukaan dan penurunan penyerapan air, yang tercermin dari penurunan nilai aliran dasar.
“Selain itu juga mengakibatkan peningkatan nitrogen total mengalir ke Teluk Jakarta,” kata Iwan saat Webinar yang merupakan kolaborasi kegiatan PRLSDA BRIN dengan Graduate School of Advanced Science and Engineering Universitas Hiroshima, Jepang, pada Senin (18/12).
Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi (PRO) A’an Johan Wahyudi, perubahan properti biogeokimiawi perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya dikaji dengan memanfaatkan data in-situ eksisting, yakni pemantauan multi-tahun oleh DLH DKI Jakarta (2011-2021), dipilih data dari tahun 2017 hingga 2019, serta menggunakan data produk satelit Global Ocean Biogeochemistry Hindcast.