News Lab Lead Google Asia Pacific (APAC) Irene Jay Liu, melalui video pengantar menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak melawan mis-informasi. Irene berharap pelatihan ini dapat membantu masyarakat mengidentifikasi informasi tersebut benar berdasarkan fakta atau hanya fiksi.
“Terlebih di era pandemi, jika kita tidak dapat membedakan antara informasi yang benar dan fiksi, itu bisa menjadi masalah hidup dan mati. Apalagi informasi tersebut adalah informasi penting yang akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan penting bagi keluarga yang mereka cintai,” ujarnya.
Sebelumnya AMSI telah memberikan pelatihan 20 jurnalis dari media anggota AMSI sebagai trainer Literasi Berita dan kemudian menyelenggarakan training bagi publik ini. Pada kedua training tersebut, AMSI mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Masato Kajimoto, Associate Professor di University of Hong Kong.
Melalui video pengantar, saat pembukaan training yang diikuti lebih dari 30 peserta ini, pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) mengatakan kurikulum ini lebih dari sekadar materi membongkar fakta. “Tapi kurikulum ini juga membahas hal lain yang merupakan bagian dari literasi berita,” ujarnya.
Materi yang akan diterima peserta mencakup di antaranya dampak media sosial terhadap pemahaman publik pada informasi, mewaspadai efek makna ganda pada efek visual atau foto berita dan lain-lain. Peserta akan menerima 7 materi terkait literasi berita.
Komentar tentang post