Di sana, kata peneliti, embrio yang terbungkus, memakan kuning telur sampai saatnya menetas. Mengingat ukurannya yang kecil dan habitat yang sangat dalam, anakan hiu hantu adalah pemandangan yang sangat langka.
“Anda dapat mengatakan bahwa hiu hantu ini baru saja menetas karena perutnya penuh dengan kuning telur,” kata Brit Finucci, seorang ilmuwan perikanan NIWA.
“Cukup mencengangkan. Kebanyakan hiu hantu dikenal sebagai spesimen dewasa, neonatus jarang dilaporkan, jadi kita hanya tahu sedikit tentang mereka.”
Para peneliti akan menjalankan tes genetik untuk mencari tahu dari mana spesies hiu hantu berasal.
Para ilmuwan kemudian akan membandingkan neonatus dengan spesimen hiu hantu dewasa dari spesies yang sama.
![](https://darilaut.id/wp-content/uploads/2021/09/Hiu-hantu.jpg)
Dengan adanya spesimen hiu hantu yang masih bayi ini ilmuwan akan lebih memahami bagaimana warna, ukuran, dan kebiasaan makan dari masa juvenil hingga dewasa.
Hiu hantu (subclass Holocephali) merupakan kelompok ikan bertulang rawan yang sebagian besar belum banyak diketahui atau minim data.
Kurangnya perhatian umum terhadap spesies ini karena sebagian mungkin terkait dengan identifikasi dan masalah taksonomi yang belum terselesaikan.
Dalam jurnal Fish and Fisheries yang ditulis Brittany Finucci dan rekan, peneliti mensintesis dan menilai risiko kepunahan semua hiu hantu yang diketahui masih ada (52 spesies) dengan menerapkan Daftar Merah Kategori dan Kriteria Spesies Terancam Punah IUCN (International Union for Conservation of Nature).
Komentar tentang post