Darilaut – Kondisi geologi daerah yang terkena gempabumi di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, umumnya tersusun oleh endapan Kuarter.
Seperti dilansir vsi.esdm.go.id, endapan Kuarter terdiri dari endapan pantai, endapan sungai dan batuan rombakan gunungapi muda yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Gempa bumi terjadi pada Kamis (21/1) malam pukul 19:23 WIB, terletak di laut pada koordinat 4,98°LU dan 127,38°BT. Menurut BMKG, gempa ini magnitudo 7,1 pada kedalaman 154 km. Pusat gempa berjarak sekitar 131,5 km timur laut Kota Melonguane — ibu kota Kabupaten Talaud.
Berdasarkan lokasi, kedalaman pusat gempa bumi, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman Lempeng Laut Filiphina.
Gempa tersebut jenis mekanisme sesar naik berarah relatif utara – selatan dengan kedudukan N 337°E dip 29° dan rake 68° (Data USGS Amerika Serikat atau kedudukan N 341°E dip 27° dan slip 70° (Data GFZ Jerman).
Sebaran penunjaman Lempeng Laut Filiphina dimulai dari timur Pulau Halmahera, Morotai hingga ke timur Filiphina.
Komentar tentang post