Aplikasi Digital Pembudidaya Rumput Laut di Lokasi yang Terkena Serangan Ice-ice

Jakarta – Penerapan aplikasi digital untuk pembudidaya rumput laut di Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, berada di lokasi yang terkena serangan penyakit ice-ice.

PT Zetta Media Inspira (Zetmi) sudah menyiapkan aplikasi digital yang berbasis Internet of Things (IoT). Pengembangan applikasi ini didukung Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Untuk kajian awal di lokasi budidaya rumput laut ini, PT Zetmi dan BAKTI, menggali permasalahan bersama WWF, LIPI dan Poltek Tual. Kegiatan berlangsung pada Maret 2019.

Permasalahan ini antara lain, kesulitan mengetahui cuaca, tidak adanya kepastian harga dan sulitnya mengetahui parameter kualitas air yang optimal.

Permasalahan lainnya, banyak yang membuang sampah, limbah rumah tangga yang mengarah ke laut dan penambangan pasir secara liar. Selain itu, sulit mencari alternatif pencegahan penyakit rumput laut.

“Aplikasi ini telah dikembangkan dan siap di luncurkan,” kata Business Planning & Development Chief PT Zetmi, Syarif Maulana, Selasa (23/7).

Rumput laut. FOTO: ZETMI

Menurut Syarif, rumput laut di Kepulauan Kei Kecil sempat menjadi primadona. Terutama pada 2006, 2007 dan 2008. Pada tahun itu, harga rumput laut mencapai Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per kilogram.

Pada 2017, kata Syarif, sentra penghasil budidaya rumput laut di Kepulauan Kei Kecil mulai berkurang karena serangan penyakit ice-ice. Serangan ini cukup massif, sehingga pembudidaya rumput laut mulai berkurang. Salah satunya di Desa Sathean.

Untuk Uji coba, aplikasi digital tersebut direncanakan pada September mendatang di dua lokasi. Pertama, di lokasi perairan tertutup, seperti di teluk kecil. Kedua, di lokasi perairan semi tertutup.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) PT Zetmi, Wihananto Sarosa, PT Zetmi hadir untuk penguatan aspek teknologi digital di sektor kelautan dan perikanan. Aplikasi digital yang dikembangkan Zetmi, Nelayan Nusantara dan untuk pembudidaya rumput laut.

Dengan membuat aplikasi ini, kata Wihananto, diharapkan masyarakat luas, khususnya nelayan kecil dan pembudidaya dapat memanfaatkan teknologi ini ke arah yang positif.*

Exit mobile version