Darilaut – Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency) mengumumkan pada Senin (10/6) bahwa fenomena El Nino yang diyakini mempengaruhi iklim dunia tampaknya telah berakhir.
El Nino mengacu pada situasi ketika permukaan laut menjadi lebih hangat dari biasanya di dekat khatulistiwa di negara Peru, Amerika Selatan.
Melansir NHK, Badan Meteorologi mengatakan fenomena tersebut dimulai awal tahun lalu, namun data terbaru menunjukkan suhu menurun.
Para ahli mengatakan bahwa ketika El Nino berakhir, sistem tekanan tinggi di Pasifik meluas, menyebabkan massa udara hangat dan lembap mengalir ke Jepang.
Badan tersebut memperkirakan suhu rata-rata dalam tiga bulan hingga Agustus akan lebih tinggi dari biasanya di seluruh Jepang.
Pejabat senior lembaga tersebut Tanaka Shotaro mengatakan massa udara dingin telah membuat suhu relatif rendah akhir-akhir ini, namun cuaca diperkirakan akan lebih panas dalam beberapa bulan mendatang.
Tanaka mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari serangan panas.
Sebelumnya, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menjelaskan tahun ini El Nino diperkirakan akan berubah menjadi La Nina. Peristiwa El Nino tahun 2023 dan 2024, turut memicu lonjakan suhu global dan cuaca ekstrem di seluruh dunia, kini menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.