Banjir di China Menewaskan 33 Orang, 376.000 Dievakuasi

Seorang petugas polisi lalu lintas memandu warga menyeberangi jalan yang banjir dengan tali saat hujan deras masih mengguyur di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 20 Juli 2021. FOTO: China Daily via REUTERS

Darilaut – Sebanyak 33 orang tewas dalam bencana banjir di China tengah. Sementara 3 juta orang telah terkena dampak dan 376.000 orang dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Melansir Floodlist.com, setelah hujan deras berhari-hari, banjir besar melanda kota Zhengzhou dan wilayah Provinsi Henan pada 20 Juli 2021.

Mengutip dari media pemerintah, hingga 22 Juli, tercatat sebanyak 33 orang tewas dan 8 masih dinyatakan hilang.

Gambar yang dibagikan melalui media sosial menunjukkan genangan di jalan-jalan kota Zhengzhou, mobil terapung dan penduduk setempat yang melalui banjir hingga kedalaman 1,8 meter.

Kereta bawah tanah di pusat kota juag terkena banjir, terdapat penumpang yang terjebak di gerbong kereta dengan tinggi air sampai dada mereka. Banyak yang diselamatkan setelah berjalan ke tempat yang aman dengan di sepanjang rel kereta yang banjir.

Upaya penyelamatan dan bantuan besar-besaran masih dilakukan untuk mengatasi dampak banjir. Tim dari militer, polisi dan lebih dari 17.000 petugas pemadam kebakaran dari provinsi Henan telah bergabung. Juga sebanyak 1.800 petugas pemadam kebakaran dari provinsi tetangga.

Komisi Kesehatan Nasional China telah mengirim kelompok kerja untuk memperkuat upaya tanggap darurat dan medis.

Perusahaan telekomunikasi lokal sedang melakukan perbaikan setidaknya 6.300 BTS dan 275 km kabel serat optik di Zhengzhou.

Daerah lain yang terkena dampak parah di Provinsi Henan adalah Gongyi, Luoyang, Jiaozuo, Dengfeng dan Ruzhou. Media China mengatakan ribuan hektar lahan pertanian telah rusak.

Hujan deras turun di provinsi itu sejak 17 Juli dan intensitasnya meningkat secara dramatis pada 20 Juli.

Zhengzhou mencatat rekor curah hujan per jam 201,9 mm dari pukul 16:00 hingga 17:00, pada 20 Juli 2021. Curah hujan ini lebih dari rata-rata di bulan Juli umumnya.

Pusat Meteorologi Nasional China mencatat curah hujan di Zhengzhou 622,7 mm hanya dalam 24 jam hingga awal (waktu setempat) pada 21 Juli.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, curah hujan rata-rata tahunan untuk kota ini adalah 645 mm.

Kementerian Sumber Daya Air China mengatakan sungai kecil dan menengah, serta waduk di Sungai Kuning dan lembah Sungai Haihe naik dengan cepat. Kemudian, meluap dan membanjiri daerah perkotaan dan pedesaan.

Hingga 22 Juli, data dari Kementerian menunjukkan sungai yang lebih besar setidaknya 10 lokasi berada di atas tanda bahaya.

Sementara itu, Tajikistan terjadi banjir dan tanah longsor yang parah. Sedikitnya 12 orang tewas setelah tersapu banjir dan tanah longsor.

Menurut Komite Situasi Darurat (CoES) negara itu, banjir dan tanah longsor menyapu desa-desa di beberapa distrik di Wilayah Sughd pada 19 Juli 2021 setelah hujan deras.

Tercatat 2 orang tewas, 15 rumah dan jalan rusak sepanjang 3 km di Jamoat Yori (Kota) Kecamatan Panjakent (juga Penjikent). Sejumlah ternak tersapu banjir.

Dalam insiden terpisah, 10 penggembala ternak meninggal ketika tanah longsor menyapu daerah penggembalaan dekat desa Kishtudak di Panjakent.

Jembatan, jalan, jaringan listrik, dan infrastruktur air rusak akibat banjir di Kabupaten Ayni. Delapan rumah dan beberapa kendaraan juga rusak tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Kerusakan material termasuk puluhan rumah juga dilaporkan setelah banjir di distrik Devashtich dan Mastchoh.
Seblumnya, sedikitnya 14 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan tanah longsor di Tajikistan dan wilayah utara Afghanistan pada Mei tahun ini.

Sumber: Floodlist.com

Exit mobile version