redaksi@darilaut.id
Rabu, 22 Maret 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Banyak Tantangan Mengurangi Limbah Merkuri

Banyak Tantangan Mengurangi Limbah Merkuri

redaksi redaksi
16 Maret 2023
Kategori : Berita
Praktik penambangan emas skala kecil yang menggunakan merkuri untuk memperoleh bijih emas. FOTO: Veejay Villafranca/UNEP

Praktik penambangan emas skala kecil yang menggunakan merkuri untuk memperoleh bijih emas. FOTO: Veejay Villafranca/UNEP

Darilaut – Masih banyak tantangan serta hambatan yang ditemui dalam mengurangi dan mengatasi limbah merkuri secara maksimal.

Untuk mengupayakan percepatan Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar webinar EnviroTalk.

Kegiatan edisi ke empat yang berlangsung secara daring digelar oleh Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih dengan judul “Indonesia Bebas Merkuri” Rabu (15/3).

Agus Sudaryanto dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, mengatakan, webinar ini diisi oleh narasumber dari berbagai macam stakeholders seperti Universitas Negeri Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Buru serta Pusat Riset Teknologi, Pertambangan BRIN.

Melalui kegiatan ini dapat dijadikan wahana diskusi yang konstruktif agar dapat dihasilkan ide untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

“Selain itu webinar ini juga diharapkan dapat menambah ilmu serta pemahaman kita terhadap pentingnya program Indonesia Bebas Merkuri,” kata Agus.

Menurut Agus, saat ini, penggunaan terbesar merkuri disumbangkan oleh penambangan emas skala kecil, yaitu sebesar 70%. Pemerintah memiliki tantangan untuk menghapuskan penggunaan merkuri secara tuntas. Dalam hal ini, riset dan inovasi memiliki peran yang sangat vital.

Dengan adanya riset dan inovasi diharapkan dapat ditemukannya bahan pengganti merkuri serta peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi cemaran merkuri dalam aktivitas manusia seperti penambangan emas skala kecil, kata Agus.

Merkuri merupakan zat berbahaya yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia seperti pertambangan emas maupun limbah industri.

Merkuri telah banyak mencemari lingkungan dan memiliki potensi untuk meracuni masyarakat secara global sehingga berakibat pada gangguan kesehatan.

Dengan adanya Minamata Convention yaitu pakta internasional yang bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari zat merkuri yang telah diratifikasi melalui Undang-undang No. 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Minamata Convention on Mercury, Pemerintah kemudian mengupayakan Rencana Aksi Nasional dalam Pengurangan dan Penghapusan Merkuri yang telah diatur dalam Peraturan Presiden No 12 Tahun 2019.

Sorotan utama dari Konvensi Minamata ini adalah termasuk larangan tambang merkuri baru, penghentian tambang yang sudah ada, penghentian dan penurunan bertahap penggunaan merkuri di sejumlah produk dan proses.

Selain itu, langkah-langkah pengendalian emisi ke udara dan pelepasan tanah dan air, dan regulasi sektor informal pertambangan emas rakyat dan skala kecil.

Konvensi ini juga membahas penyimpanan sementara merkuri dan pembuangannya setelah menjadi limbah, tempat-tempat yang terkontaminasi merkuri serta masalah kesehatan.

Tags: BRINKonvensi Minamata mengenai MerkuriLimbah MerkurimerkuriPertambangan Emas Skala Kecil
BagikanTweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Alat bantu optik, teleskop. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hari Ini Kemenag Menggelar Sidang Isbat dan Rukyatul Hilal

22 Maret 2023
Ilustrasi air. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Pengelolaan Air Solusi Ampuh Beradaptasi dengan Dampak Perubahan Iklim

22 Maret 2023
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Muara Laboh, Indonesia, membantu memajukan Indonesia menuju tujuan energi terbarukan dan mitigasi perubahan iklim. FOTO: ADB/Gerhard Joren/UN.ORG
Berita

Mengurangi Emisi, PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim

21 Maret 2023
Next Post
Upaya pencarian, pertolongan korban terdampak tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna. FOTO: BNPB

Kapal Bukit Raya Evakuasi 414 Orang Terdampak Tanah Longsor di Pulau Serasan

Palang Merah Malawi menggalang bantuan untuk warga korban Topan Freddy di Malawi. GAMBAR: MALAWI RED CROSS

225 Orang Tewas, Palang Merah Malawi Menggalang Bantuan untuk Korban Topan Freddy

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Mencari Solusi Pemasaran Garam Tradisi

Gempa Majene, Ratusan Warga Luka-luka dan 15 Ribu Mengungsi

WHO Ganti Label Penyebutan Varian COVID-19

World Mangrove Day

Potensi Banjir Rob dan Gelombang Tinggi di Pulau Jawa Hingga Sumba

Pencarian Korban KM Santika Nusantara Melalui Udara

TERBARU

Hari Ini Kemenag Menggelar Sidang Isbat dan Rukyatul Hilal

Pengelolaan Air Solusi Ampuh Beradaptasi dengan Dampak Perubahan Iklim

Mengurangi Emisi, PBB Mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim

Laporan Terbaru IPCC, Cuaca Ekstrem Meningkatkan Risiko Bagi Kesehatan Manusia dan Ekosistem

Bahaya Mikroplastik, Menteri KKP Mengajak untuk Menjaga Produk Perikanan Bermutu

IPCC Akan Merilis Laporan Iklim Terbaru

TERPOPULER

  • Pemusnahan 60 kg olahan ikan beserta barang lainnya berupa olahan daging dan bumbu makanan di Ternate, Maluku Utara. FOTO: KKP

    Tidak Memiliki Izin Edar, 60 Kg Ikan Olahan Dimusnahkan di Ternate

    57 bagikan
    Bagikan 23 Tweet 14
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Pesantren Hubulo Gorontalo Mulai Mengolah Sorghum Menjadi Gula dan Tepung

    5 bagikan
    Bagikan 3 Tweet 1
  • Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    739 bagikan
    Bagikan 305 Tweet 181
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    50 bagikan
    Bagikan 21 Tweet 12
  • Berhati-hati Menggunakan Media Sosial, Hindari Pasal 27 UU ITE

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    431 bagikan
    Bagikan 180 Tweet 105
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk