Darilaut – Badai pasir dan debu menjadi perhatian internasional karena memberikan dampak yang parah terhadap kesehatan, kesejahteraan dan ketahanan pangan. Pada gilirannya, badai pasir dan debu berkontribusi terhadap perubahan iklim dan polusi udara.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian memproklamirkan setiap tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Internasional Memerangi Badai Pasir dan Debu (International Day of Combating Sand and Dust Storms).
Majelis Umum PBB, selanjutnya menekankan perlunya kerja sama di tingkat global dan regional. Hal ini dengan maksud untuk mencegah, mengelola dan memitigasi dampak badai pasir dan debu melalui peningkatan sistem peringatan dini, serta informasi untuk meramalkan badai pasir dan debu.
Tindakan tangguh untuk melawan dan mengurangi badai pasir dan debu, menurut Majelis Umum PBB, membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak multidimensi yang parah dari badai pasir dan debu.
Termasuk penurunan kesehatan, kesejahteraan dan mata pencaharian masyarakat, peningkatan penggurunan dan degradasi lahan.
Selain itu, deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati dan produktivitas lahan, mengancam ketahanan pangan, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Proses emisi dipengaruhi oleh beberapa fitur tanah seperti kelembaban tanah, tekstur tanah, kerak permukaan, elemen kasar dan vegetasi.
Komentar tentang post