Jumat, Juni 20, 2025
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Bom dan Potasium Momok bagi Pelestarian Karang

Menteri Susi Usul pengelolaan perikanan karang jadi agenda utama ICRI

redaksi
7 Juli 2018
Kategori : Berita
0
Terumbu karang

FOTO: DARILAUD.ID

Jakarta – Penggunaan bom, potasium, dan alat tangkap merusak lainnya masih menjadi momok bagi pelestarian ekosistem terumbu karang. Selain itu, ancaman dan tekanan yang sangat besar terhadap ekosistem terumbu karang juga karena permintaan ikan karang hidup konsumsi semakin meningkat.

Saat ini, impor pupuk urea bisa mencapai 50 ton seminggu untuk kepentingan non-perkebunan. Ini perlu dicermati dan diantisipasi penyalahgunaannya. Temuan dan laporan lapangan mengindikasikan banyaknya penggunaan pupuk urea, sebagai bahan dasar bom ikan karang.

Karena itu, perlu segera dilakukan upaya pencegahan penangkapan ikan yang ilegal, menggunakan alat dan cara penangkapan yang merusak lingkungan serta berlebihan.

“Tekanan tersebut, menjadikan ekosistem terumbu karang semakin rusak,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang memimpin Delegasi Indonesia pada pertemuan Koordinasi Ketua Bersama Sekretariat International Coral Reef Initiative (ICRI) 2018 – 2020 di Paris, Perancis.

Pertemuan ini diikuti Delegasi Monaco yang dipimpin oleh Mr Fautrier (Minister Plenipotentiary, Special Adviser to the Prime Minister on Sustainable Development Issues) dan Delegasi Australia yang dipimpin oleh Dr. Russell Reichelt (CEO the Great Barrier Reef Marine Park Authority).

ICRI perlu memberikan pandangan dan dukungan pengelolaan yang berkelanjutan pada dimensi sosial ekonomi dalam pengelolaan terumbu karang. Seperti pada jenis ikan karang hidup konsumsi.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Susi mengusulkan agar pengelolaan perikanan karang menjadi agenda utama ICRI dan disepakati sebagai bagian dari Rencana Aksi Sekretariat ICRI 2018 – 2020. Ikan karang hidup konsumsi (live reef food fish/LRFF) adalah salah satu produk idola perdagangan ekspor ke pasar Hong Kong dan Tiongkok yang dinilai sangat menguntungkan.

Setiap tahun, diperkirakan sebanyak 20.000– 30.000 metrik ton (MT) dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar US ikan karang tercatat diperdagangkan melalui Hong Kong. Angka ini yang tercatat dan legal.

Diperkirakan masih banyak lagi jumlah ikan karang yang diperdagangkan dan masuk ke Hong Kong dengan cara ilegal. LRFF yang legal, saat ini senilai hampir sepertiga dari tangkapan tuna dari kawasan di Western and Central Pacific. Meski pun dari sisi volume, jumlahnya kurang dari lima persennya.

Menteri Susi menegaskan, ICRI perlu mengantisipasi pengelolaan ikan karang hidup konsumsi. Selain itu, memberikan panduan mengelola secara lestari ikan karang hidup dan ekosistem terumbu karang. Ketua Bersama Indonesia dalam Sekretariat Bersama ICRI 2018-2020 akan memastikan bahwa isu dan permasalahan serta solusi ikan karang hidup ini menjadi bagian dari agenda utama ICRI.

Hal ini perlu didiskusikan sejak awal dan dicarikan solusi yang menguntungkan bagi nelayan, penduduk setempat, serta kesehatan terumbu karang. Jika tidak, maka laju dan dampak kerusakan terumbu karang akan terus menjalar ke daerah lain dan semakin masif.

Menteri Susi akan menunjuk pakar terumbu karang dan pakar ikan karang kosumsi untuk memastikan kontribusi Indonesia dalam Ketua Bersama Indonesia di ICRI. Delegasi Monaco dan Australia memastikan LRFF menjadi agenda utama Sekretariat ICRI 2018-2020.

Dalam pertemuan tersebut juga disepakati pelaksanaan pembahasan para pakar pada awal Desember 2018 bersamaan dengan Sidang Umum 33 ICRI.*

Advertisement
Tags: bomICRIikan karangpotasiumSusi Pudjiastuti
Bagikan7Tweet4KirimKirim
Previous Post

Presiden Bank Dunia Tinjau Mangrove dan Bahas Pengelolaan Sampah

Next Post

Chelsea Islan: Menyelamatkan Lingkungan dengan Cara Sederhana

Postingan Terkait

Majelis Senat Akademik PTNBH Adakan Sidang Paripurna, Rektor UNG Salah Satu Narasumber

Majelis Senat Akademik PTNBH Adakan Sidang Paripurna, Rektor UNG Salah Satu Narasumber

20 Juni 2025
Ujaran Kebencian, PBB: Generasi Muda Paling Terkena Dampak

Ujaran Kebencian Sebagai Alat Menyebarkan Ideologi yang Memecah Belah

19 Juni 2025

Bibit Siklon Tropis 97S Terletak di Barat Daya Bandar Lampung

Kapal Pesiar MV Heritage Adventurer Bawa 115 Wisman Untuk Melihat Hiu Paus di Gorontalo

Bidang Ekologi UNG Peringkat 18 Nasional Versi SCImago Institutions Rankings

Stasiun Pengamatan Centennial Menyimpan Catatan Masa Lalu, Kini dan Masa Depan

Menyoroti Peluang dan Tantangan WMO di Usia ke-75

Apa Itu Plankton?

Next Post
Chelsea Islan: Menyelamatkan Lingkungan dengan Cara Sederhana

Chelsea Islan: Menyelamatkan Lingkungan dengan Cara Sederhana

Komentar tentang post

TERBARU

Majelis Senat Akademik PTNBH Adakan Sidang Paripurna, Rektor UNG Salah Satu Narasumber

Percakapan Tardigrada vs Peneliti

Ujaran Kebencian Sebagai Alat Menyebarkan Ideologi yang Memecah Belah

Bibit Siklon Tropis 97S Terletak di Barat Daya Bandar Lampung

Kapal Pesiar MV Heritage Adventurer Bawa 115 Wisman Untuk Melihat Hiu Paus di Gorontalo

Ini Adalah Garam

AmsiNews

REKOMENDASI

Depresi Tropis Terbentuk di Dekat Kepulauan Mariana Utara

Ekspedisi Jala Citra Penelitian di Laut Banda

Hati-Hati Berinteraksi dengan Anjing Laut Macan Tutul

Gubernur Perpanjang Tanggap Darurat di Sulawesi Tengah

Gempa Kuat Filipina, Dirasakan V MMI di Davao

Transfer BBM Ilegal, Bakamla Tangkap Kapal Tanker dan Kargo

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pilkada
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pilkada
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.