Darilaut – Intensitas bencana hidrometeorologi basah cenderung meningkat, untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan siap siaga.
Menghadapi potensi tersebut, khususnya kesiapsiagaan menghadapi La Nina, BNPB juga telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi, pada 22 Oktober 2021, meminta BPBD provinsi untuk menyikapi potensi ancaman terkait dengan fenomena La Nina. Beberapa langkah kesiapsiagaan direkomendasikan untuk ditindaklanjuti hingga ke tingkat kabupaten dan kota sehingga masyarakat dapat selamat dari ancaman bahaya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi La Nina dapat terjadi pada periode Oktober 2021 sampai dengan Februari 2022. Fenomena ini merupakan anomali iklim global yang dapat memicu peningkatan curah hujan. Puncak musim hujan juga diprediksi akan dominan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (18/10) mengatakan peringatan dini untuk waspada datangnya La-Nina menjelang akhir tahun ini.
Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.
Komentar tentang post