Darilaut – Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menemukan bryozoa spesies baru Pleurocodonellina jeparaensis n. sp.
Studi ini dilakukan mahasiswa program studi Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai, Meezan A. Asagabaldan.
Dalam situs web Fpik.undip.ac.id, studi Asagabaldan telah mendeskripsikan 6 spesies bryozoa dari perairan Jepara. Salah satu dari spesies tersebut diberi nama P. jeparaensis.
Spesies baru ini ditemukan pada potongan cangkang bivalvia atau kerang-kerangan yang terdapat di Telukawur.
Penelitian ini menjadi laporan pertama yang berhasil mendeskripsikan keberadaan invertebrata bryozoa di Jawa Tengah.
Penemuan spesies baru di Telukawur menunjukkan bahwa perairan Jepara masih menyimpan kekayaan laut yang perlu untuk dikaji demi pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.
Hasil penelitian ini kemudian dipublikasi di jurnal Biotaxa.org/Zootaxa. Asagabaldan dan rekan menuliskan kajian tersebut dengan judul “Some Cheilostomata (Bryozoa) from the Java Sea, central Indonesian Archipelago, with a description of Pleurocodonellina jeparaensis n. sp. (Smittinidae).”
Studi lain terkait dengan bryozoa juga telah dilakukan Asagabaldan, seperti yang telah diterbitkan di jurnal Biodiversitas Volume 20, Number 9, September 2019.
Penelitian ini dengan judul “Bacterial isolates from bryozoan Pleurocodonellina sp.: Diversity and antimicrobial potential against pathogenic bacteria.”
Tinjauan mengenai bryozoa di Indonesia juga pernah diulas Curatorial Assistant Invertebrate Zoology, Royal Ontario Museum, Canada, R J M Carson. Menurut Carson banyak bryozoa dari perairan Indonesia telah dipertelakan di dalam laporan Ekspedisi Siboga.
Seluruh spesimen yang dipertelakan berasal dari sebelah timur dari bujur timur 113°.
Bryozoa adalah hewan akuatik. Biasanya merupakan koloni sesil yang bermacam-macam bentuknya (polymorphic).
Antara koloni satu dengan koloni yang lain dapat dibedakan dari bentuk lophophore, yaitu organ untuk makan yang terdiri dari tentakel-tentakel yang bersilia.
Keanekaragaman dan kelimpahan tertinggi dari binatang ini didapatkan pada zona cahaya (lighted zone) di perairan tropik. Seringkali didapatkan di bawah permukaan karang.
Telaah taksonomik dari filum ini yang telah diikhtisarkan dari spesimen yang dikoleksi dari Kepulauan Seribu.
Tulisan Carson diterbitkan di Oseana, Volume X, Nomor 2: 56 – 60 (1985) dengan judul “Bryozoan Reviewd”.
Bryozoa salah satu filum dari hewan invertebrata yang hidup di air tawar maupun laut. Bersifat sesil atau menempel. Sering hidup berkoloni.
Hingga 2013, yang sudah diketahui tercatat lebih dari 5.900 spesies.
Beberapa studi telah berhasil menemukan bryozoa yang hidup pada permukaan alga, karang dan moluska. Paling banyak ditemukan di cangkang bivalvia (kerang mati).
Selain itu, bryozoa juga ditemukan pada berbagai benda seperti kayu, plastik hingga sampah lain yang ada di laut.*
Komentar tentang post