redaksi@darilaut.id
Sabtu, 10 April 2021
26 °c
Jakarta
27 ° Sab
27 ° Ming
27 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Buaya Muara Muncul di Danau Supul, NTT

25 Mei 2020
Kategori : Berita, Konservasi
papan peringatan/himbauan tentang keberadaan buaya di Danau Supul. FOTO: KLHK

papan peringatan/himbauan tentang keberadaan buaya di Danau Supul. FOTO: KLHK

Darilaut – Buaya muara (Crocodyus porosus) muncul di Danau Supul, Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Video kemunculan buaya muara beredar di grup WhatsApp pada 2 Mei 2020. Kemunculan buaya tersebut ditindaklanjuti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) NTT dengan menurunkan Tim Unit Penanganan Satwa (UPS).

Tim segera melakukan pengecekan lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa, serta tokoh adat setempat sebagai upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

Kepala Balai Besar KSDA NTT, Timbul Batubara, Rabu (20/5) mengatakan, kerugian yang disebabkan atas terjadinya konflik manusia dan buaya bukan hanya akan menyebabkan korban luka dan kehilangan jiwa. Namun lebih dari itu juga menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan, mengurangi kenyamanan kegiatan pariwisata, dan pada beberapa tempat mengakibatkan hilangnya ternak.

Menurut Timbul, konflik manusia dengan buaya muara rentan terjadi saat manusia dan satwa liar menempati area yang sama atau menggunakan sumber daya yang sama. Oleh karena itu pada tahun 2013 BBKSDA NTT telah menginisiasi pembentukan UPS.

UPS terdiri dari anggota unit yang dibekali dengan kemampuan penanganan satwa liar. Terutama penanganan buaya dan membekali anggotanya dengan minimum handling tools.

Dalam melaksanakan tugasnya UPS berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP).

Selanjutnya, atas kemunculan buaya muara ini, Pemerintah Desa Supul dan Tokoh Adat setempat menjelaskan bahwa keberadaan buaya di Danau Supul sudah ada semenjak lama.

Selama ini tidak pernah mengganggu manusia dan hewan ternak milik warga yang digembalakan di sekitar danau, sehingga pemerintah desa dan tokoh adat berharap tidak dilakukan evakuasi/pemindahan buaya ke kandang transit BBKSDA NTT di Kupang.

Merespon keinginan Pemerintah Desa Supul dan Tokoh Adat Setempat, pada Selasa (19/5) Kepala Balai BBKSDA NTT menginisiasi kesepakatan Penanganan Buaya di Danau Supul antara BBKSDA NTT dengan Pemerintah Desa Supul.

Beberapa poin kesepakatan:

Pertama, BBKSDA NTT membuat papan peringatan/himbauan tentang keberadaan buaya di Danau Supul pada beberapa titik lokasi, sebagai media sosialisasi kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam beraktifitas di sekitaran danau (sudah dilaksanakan).

Kedua, BBKSDA NTT dan Pemerintah Desa Supul/Tokoh Adat Setempat saling membangun komunikasi intensif dalam rangka pemantauan keberadaan buaya di Danau Supul.

Ketiga, Pemerintah Desa Supul dan Tokoh Adat setempat sepakat untuk menjaga dan melindungi keberadaan buaya di Danau Supul, serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam beraktifitas di sekitaran danau guna menghindari potensi konflik antara buaya dan manusia.

Keempat, Pemerintah Desa Supul merencanakan akan memagar Danau Supul pada kesempatan yang akan datang.

Balai Besar KSDA NTT nantinya akan terus menerus mensosialisasikan kepada masyarakat, baik melalui pertemuan dengan masyarakat di desa-desa yang memiliki potensi konflik manusia -satwa liar.

Kemudian, memasang papan-papan peringatan agar masyarakat berhati-hati dalam beraktivitas. Terutama pada lokasi-lokasi perairan yang teridentifikasi terdapat buaya, membangun komunikasi dengan para pihak terkait, pemerintah desa dan tokoh adat/masyarakat setempat.

“Harapan kami, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas terutama pada lokasi yang diketahui sebagai habitat buaya, maka akan terwujud harmoni antara masyarakat, sehingga konflik manusia dan buaya di Provinsi NTT tidak terjadi lagi,” kata Timbul.

Sesuai dengan Permenhut Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta Permen LHK 106/2018, buaya muara termasuk dalam satwa yang dilindungi. Namun keberadaannya di alam sering dipandang sebagai ancaman terhadap manusia.*

Tags: Buaya MuaraKLHKKSDANusa Tenggara Timur
BagikanTweetBagikanKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

BNPB/BMKG
Berita

Gempa M 6,7 Guncang Jatim

10 April 2021
Siklon tropis Seroja dan Odette. TCWC-BMKG
Berita

Setelah Seroja, Muncul Siklon Tropis Odette

9 April 2021
FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Cuaca Ekstrem di Sejumlah Perairan di Indonesia

7 April 2021
Next Post
Buaya muara, Crocodylus porosus. FOTO: AGUS HONG/KLHK

Buaya-Buaya di Indonesia

FOTO: DARILAUT.ID

Perpanjangan PSBB DKI Jakarta Penentu Transisi untuk Memulai New Normal

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, April 10, 2021
Mostly Cloudy
23 ° c
72%
11mh
-%
27 c 18 c
Rab
26 c 17 c
Kam
27 c 17 c
Jum
25 c 16 c
Sab

TERBARU

Gempa M 6,7 Guncang Jatim

Setelah Seroja, Muncul Siklon Tropis Odette

Cuaca Ekstrem di Sejumlah Perairan di Indonesia

Siklon Tropis Seroja Diprediksi Meningkat 24 Jam Ke Depan

Dampak Siklon Tropis Seroja di NTT, 72 Orang Hilang

Dampak Bibit Siklon Tropis 99S

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

REKOMENDASI

Kapal Ikan 10 GT Diizinkan di Laut Sawu

PSBB Batasi Kegiatan Tertentu di Wilayah Terduga Covid-19

Kapal Singapura Kandas, 40 Penumpang Dievakuasi

Our Ocean Conference Kolaborasi KKP dan Kementerian Luar Negeri

Lumba-Lumba Tanpa Sirip Punggung Terdampar di Penajam Paser Utara

Selamatkan Sumberdaya Ikan Rp 1,8 Triliun, Pangkoarmada I Terima Penghargaan

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    9 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 0
  • Ingin Tahu Sebaran Ikan Tuna dan Cakalang di Indonesia, Ini Lokasinya

    44 bagikan
    Bagikan 44 Tweet 0
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    16 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 0
  • Apa Itu Nilai Tukar Nelayan

    29 bagikan
    Bagikan 29 Tweet 0
  • Mengenal Ragam Hiu yang Dilindungi

    0 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi Nelayan di Indonesia

    2 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 0
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    2 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2021 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Go to mobile version