Cara Cumi-Cumi Mengelabui Musuh

Cumi-cumi. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Cumi-cumi termasuk jenis hewan lunak yang tidak bertulang belakang.

Dalam klasifikasi, cumi-cumi adalah salah satu jenis Filum Molusca, Kelas Cephalopoda.

Daging cumi-cumi menyerupai abalone (Haliotis spp), berupa jaringan otot yang panjang. Tubuh berbentuk seperti kantong atau mantel yang membungkus semua organ dalam, ke pala, jaringan syaraf, mulut dan tentakel.

Chepalopoda berasal dari kata cephal yang berarti kepala dan poda: kaki. Artinya, memiliki kaki (tentakel) di bagian kepala.

Cumi-cumi berenang dengan menggunakan sistem propulasi jet. Sistem ini dengan menyemburkan air lewat organnya yang berupa corong.

Hewan ini menangkap mangsa dengan menggunakan jari-jarinya yang mempunyai mangkuk penghisap.

Salah satu karakteristik cumi-cumi yaitu adanya kantung tinta yang terdapat di atas usus besar dan bermuara di dekat anus.

Cumi-cumi dapat menyemprotkan cairan hitam, seperti tinta untuk mengecoh musuh-musuhnya.

Bila cumi-cumi diserang musuh, kantung tinta akan berkontraksi melalui pipa.

Hal ini menyebabkan pembentukan awan hitam di sekililingnya yang memungkinkan cumi-cumi terhindar dari serangan musuh.

Sumber:

Bambang Sudjoko, Cumi-cumi (Cephalopoda, Moluska) Sebagai Salah Satu Bahan Makanan Dari Laut,
Oseana, Volume XIII, Nomor 3 : 97 – 107, 1988
.

Anugerah Nontji, Moluska (Laut Nusantara), Penerbit Djambatan, Cetakan Kedua, 1993.

Diah Anggraini Wulandari, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan judul “Peranan Cumi-Cumi Bagi Kesehatan.” Jurnal Oseana, Volume XLIII, Nomor 3 Tahun 201: 52 – 60.

Exit mobile version