Darilaut – Kepala Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Satriyo Krido Wahono, mengatakan, manajemen pengelolaan hewan kurban harus memperhatikan sejumlah aspek. Seperti ilahiyyah (ibadah dan taqarrub) dan insaniyaah (kemanusiaan, sosial, dan ekonomi).
“Aspek kesejahteraan hewan menjadi isu yang juga diperhatikan, untuk menghasilkan produk daging kurban yang berkualitas dan sesuai dengan syariat,” kata Satriyo, seperti dikutip dari Lipi.go.id.
Kegiatan dimulai dari pemeliharaan hewan kurban, penjualan, pengiriman penyembelihan, hingga pembagian kepada masyarakat harus memperhatikan aspek keamanan pangan yang berpedoman pada ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Dilansir Lipi.go.id, adanya pembatasan jumlah orang selama adaptasi kenormalan baru untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 membuat mobilitas masyarakat terbatas maka dari itu pembelian dan penjualan hewan kurban dapat dilaksanakan melalui daring (dalam jaringan).
Menurut Peneliti domba Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI, Awistaros Angger Sakti, terdapat alternatif untuk memininimalkan kontak secara lansgung dengan membeli hewan kurban secara daring dengan mengetahui data gigi, foto hewan kurban secara fisik, dan bobot badan digital. Disarankan juga agar calon pembeli hewan kurban telah mengenal penjual.
Komentar tentang post