Darilaut – Kapal riset Baruna Jaya IV mulai menyisir di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 untuk mencari bagian lain kotak hitam, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR). Kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini sudah merapat di Last Know Position (LKP) dan melaksanakan penyisiran, Rabu (13/1).
Kapal tersebut dilengkapi berbagai peralatan bawah laut yang canggih. Salah satunya, Ultra Short Base Line (USBL) transponder yang mampu mendeteksi sinyal black box hingga radius 5000 meter.
Kondisi CVR yang sedang dicari diperkirakan sudah tidak utuh lagi. Sama halnya dengan kondisi Flight Data Recorder (FDR) dan kondisi Underwater Acoustic Beacon (UAB) yang berhasil ditemukan sebelumnya, sudah rusak berat.
Sesuai rencana operasi, kapal Baruna Jaya IV beroperasi di sektor tak jauh dari penemuan FDR.
“Semoga, dengan tambahan kekuatan kapal dari BPPT ini dapat mempercepat proses pemuan obyek pencarian, baik black box, material pesawat, dan body remains korban,” kata Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito.
Kondisi Cuaca
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca pada operasi pencarian pada hari Rabu, kurang begitu bersahabat. Kondisi area pencarian berawan, hujan, angin cukup kencang, dan gelombang cukup tinggi.
Komentar tentang post