Darilaut – Bagian kepala ikan tuna, seperti mata, selama ini menjadi limbah pada industri perikanan. Padahal, limbah industri perikanan tersebut dapat menjadi produk kesehatan yang bermanfaat, salah satunya dapat mencegah stunting.
Bagian kepala tuna yang menjadi limbah sebanyak 18 persen dari seluruh bagian tubuh tuna. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang dalam memberikan nilai tambah untuk produk samping ikan tuna.
Dosen Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan (FPIK) IPB University, Dr Wini Trilaksani, mengatakan, mata ikan tuna ini dapat diekstrak dan menghasilkan minyak ikan yang kaya akan Omega-3.
Selama ini produk tersebut kebutuhannya terus meningkat dan dicukupi dari impor.
Menurut Wini Omega-3 memiliki beragam manfaat yakni meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan kemampuan bicara dan interaksi sosial dan mencegah terjadinya stres.
Selain itu, membantu proses perkembangan otak dan retina janin, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, serta untuk kesehatan mata.
Hasil penelitian, kata Wini, bagian mata dan otot mata ikan tuna dapat menjadi salah satu sumber baru dalam mendapatkan Ecosa Pentaenoic Acid (EPA) dan Docosa Heksanoic Acid (DHA) yang diperkirakan mencapai 7 persen dan 35 persen.
Wini mengatakan kurangnya EPA dan DHA dapat menjadi pemicu atas terjadinya penurunan kesehatan dan kecerdasan yang dikhawatirkan juga terjadi sebagai dampak lanjut stunting di Indonesia.
Tercatat oleh World Health Organization (WHO) tahun 2017, sebanyak 2 dari 5 balita stunting berada di Asia Tenggara. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia masih 21,6 persen.
“Oleh sebab itu kita perlu mencari cara bagaimana agar EPA dan DHA pada anak Indonesia dapat tercukupi,” kata Wini seperti dikutip dari Ipb.ac.id.
“Yang telah kami lakukan adalah memanfaatkan limbah mata ikan tuna menjadi suplemen minyak ikan kaya DHA dalam bentuk kapsul yang diberi nama Vita Docosa.”
Vita Docosa di design untuk semua kalangan terutama untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang membutuhkan kecukupan gizi yang optimal.
Dua kapsul Vita Dacosa telah setara sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) DHA yang dibutuhkan oleh seseorang. Saat ini Vita Docosa telah diproduksi dan akan menjadi produk yang dikomersialkan.
Wini berharap inovasi ini dapat menjadi perhatian pemerintah untuk dapat disalurkan ke masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan dampak stunting di Indonesia.
Ikan tuna terkenal sebagai makanan mewah yang produksinya diekspor ke berbagai penjuru dunia. Hanya saja, tidak semua bagian ikan tuna dimanfaatkan oleh berbagai industri.
Hanya 40-60 persen dari bagian ikan tuna yang digunakan, sedangkan sisanya menjadi limbah. Limbah ikan tuna antara lain adalah bagian kepala, sirip, kulit, jeroan dan juga tulang.
Komentar tentang post