Masalah utama karena para aktivis dan negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim dengan beberapa negara besar.
Mengutip siaran pers, Guterres mengatakan bahwa membatasi pemanasan global hingga 1,5°C, salah satu target utama yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris tahun 2015, “tidak mungkin dilakukan tanpa penghentian penggunaan semua bahan bakar fosil”, dan hal ini diakui oleh koalisi negara-negara berkembang.
Para perunding di COP28 juga menyepakati komitmen untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan dan melipatgandakan efisiensi energi pada tahun 2030 serta mencapai kemajuan terkait adaptasi dan pendanaan.
Kemajuan lain juga dicapai dalam hal adaptasi dan pendanaan, termasuk – termasuk operasionalisasi Dana Kerugian dan Kerusakan, meskipun komitmen finansial sangat terbatas, menurut Sekretaris Jenderal.
Diperlukan lebih banyak upaya untuk memberikan keadilan iklim kepada mereka yang berada di garis depan krisis ini, kata Sekjen PBB.
“Banyak negara rentan yang terlilit utang dan berisiko tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Sudah waktunya untuk melakukan lonjakan di bidang keuangan, termasuk adaptasi, kerugian dan kerusakan serta reformasi arsitektur keuangan internasional,” ujarnya
Menurut Sekjen PBB, dunia tidak bisa membiarkan “penundaan, keragu-raguan, atau tindakan setengah-setengah” dan menegaskan bahwa “multilateralisme tetap menjadi harapan terbaik umat manusia.”