Menurut Dedi, sejak pertengahan Mei 2020, penambahan total penderita sudah relatif kecil. Mengacu pada hasil tersebut, disarankan untuk tidak melakukan ritual mudik lebaran dan kegiatan tarawih di masjid selama Ramadan ditiadakan.
Intervensi ketat oleh pemerintah melalui parsial lockdown dan menjarakkan fisik yang ketat terus dilakukan sampai pandemi benar-benar berakhir di awal Juni 2020.
Prediksi tersebut berdasar data penderita hingga Kamis (26/3) dan diasumsikan telah ada intervensi ketat dari pemerintah sejak minggu ketiga Maret 2020. Lebih lanjut, efek pemudik dari kota besar yang terdampak Covid-19 selama masa diberlakukannya aturan jaga jarak fisik sejak minggu ketiga Maret 2020 diasumsikan tidak signifikan.
Model ini juga masih membatasi efek-efek eksternal lainnya, semisal suhu udara, jumlah populasi, dan kepadatan penduduk diasumsikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penderita.
Dedi mengatakan, model yang digunakan adalah teori antrean. Prediksi yang dikemukakan tersebut didasari atas data penderita sampai Kamis (26/3) dan diasumsikan telah adanya intervensi ketat dari pemerintah sejak minggu ketiga Maret 2020.
Model tersebut mengasumsikan proses pasien datang ke rumah sakit sebagai penderita Covid-19 positif mengikuti proses antrean Markovian. Setelah dilakukan pencocokan model terhadap data total penderita Covid-19 positif, maka Dedi dan tim mampu menjelaskan banyak fenomena penting berdasarkan model yang mereka gunakan.
Komentar tentang post