Darilaut – Enam nelayan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil diselamatkan petugas dari tim Joint Rescue Coordination Centre (JRCC) Australia.
Selama empat hari nelayan ini terkatung-katung di tengah cuaca buruk di perairan perbatasan Indonesia – Australia.
Keenam nelayan tersebut yakni Jumadi Hamid, Akbar Alias, Fandri Lamen, Suherman, Amirin dan Mohamad Rasul.
Enam nelayan ini melaut dengan menggunakan kapal KM Nelayan 178. Selama empat hari kapal perikanan ini terkatung-katung akibat cuaca buruk dan mati mesin.
Seluruh ABK selamat setelah menunjukan tanda SOS keadaan darurat yang kemudian terbaca oleh tim JRCC Australia.
Tindakan ini dilakukan oleh para ABK mengingat hasil sosialisasi yang telah diberikan Bakamla RI di Kupang kepada para nelayan.
KM Nelayan 178 berlayar di perairan Perbatasan Indonesia-Australia pada 10 Juni 2022 untuk menangkap ikan. Namun terkendala cuaca buruk mengakibatkan mesin kapal rusak.
Tim JRCC Australia berusaha membantu secara teknis agar KM Nelayan 178 dapat berfungsi kembali. Namun upaya yang dilakukan tidak berhasil.
Tim JRCC menanyakan kepada seluruh nelayan apakah setuju untuk dievakuasi ke Darwin. Guna keselamatan akhirnya keenam nelayan bersedia dievakuasi ke Darwin.
Selama di Darwin, keenam nelayan harus menjalankan isolasi di salah satu hotel di Darwin.
Pihak Australian Border Force (ABF) memfasilitasi segala kebutuhan nelayan dari makan, tempat istirahat hingga peralatan permainan agar nelayan tidak bosan dan terjaga psikologisnya.
Keenam nelayan selanjutnya direpatriasi dari pihak Autralian Border Force (ABF) ke Indonesia sejak Selasa (19/7).
Enam nelayan ini tiba di Kupang, pada Jumat (22/7). Kedatangan keenam nelayan tersebut diserah terimakan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan NTT disaksikan Kepala SPKKL Kupang Mayor Bakamla Yeanry M. Olang.
Komentar tentang post