Jakarta – Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina mengatakan, banyak penyelundupan benih lobster sekarang ini di Jambi karena dekat dengan Singapura.
“Sehingga dengan cepat, begitu mereka (pelaku penyelundupan) sampai di pinggir laut, mereka akan sewa speedboat dengan 4-5 motor tempel 200 PK,” kata Rina.
Rina meminta petugas untuk mewaspadai berbagai kemungkinan penyelundupan mengingat April, Mei, dan Juni ini adalah waktunya lobster bertelur sehingga keberadaan benih lobster di alam sedang banyak-banyaknya.
Beberapa negara tidak mempunyai sumber daya benih lobster seperti di Indonesia. Semakin hari, harga yang ditawarkan oleh para penyelundup itu semakin menarik.
“Orang-orang tertentu yang mencari keuntungan pribadi tanpa memperhatikan bahwa ini sebetulnya hak nelayan dan penangkap lobster Indonesia berusaha mendapatkannya, dan mendapatkan keuntungan yang besar dari lalu lintas benih lobster tersebut,” ujar Rina.
Menurut Rina, ada dua modus penyelundupan yang kini sering digunakan. Pertama, lewat jalur darat dengan menggunakan kontainer. Kontainer tersebut dilaporkan berisi muatan lainnya misalnya buah atau sembako, padahal membawa benih lobster. Setelah sampai di perairan, selanjutnya benih lobster tersebut dibawa dengan menggunakan speedboat.
Kedua, lewat jalur udara. Penyelundupan melalui jalur udara tidak lagi di dalam boxes, melainkan dimasukkan ke dalam ransel dengan muatan yang lebih sedikit dan dikawal oleh beberapa orang.
“Mereka mencoba mengalihkan perhatian, mengganti model pengiriman sehingga kita membutuhkan kerja sama yang kuat di lapangan,” kata Rina.
Terkait keberhasilan penggagalan penyelundupan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan apresiasi atas sinergi yang baik petugas di lapangan. Pengawasan harus ditingkatkan agar kejadian penyelundupan serupa tak terus terulang.
“Saya berterima kasih atas kerja cepat dan kerja sigap petugas di lapangan yang telah berkoordinasi dan bersinergi dengan baik, sehingga kejahatan ini dapat kita gagalkan. Sekali lagi saya ingatkan, keberadaan benih lobster di alam harus kita jaga agar generasi mendatang, anak cucu kita, tetap dapat menikmati lobster yang sangat tinggi nilainya ini. Saya juga ingin, sumber daya lobster yang dimiliki Indonesia dirasakan manfaatnya oleh nelayan dan masyarakat kita, bukan orang luar,” kata Susi.
Sepanjang 2019 hingga saat ini telah berhasil diselamatkan sekitar 1,6 juta benih lobster dengan nilai lebih kurang Rp 260 miliar.*
Komentar tentang post