Kido menggambarkan disinformasi tersebut sebagai “gangguan”.
“Sebagai penyintas bencana, saya berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi,” ujarnya.
Ada juga kasus di mana petugas tanggap darurat dikirim ke suatu lokasi berdasarkan informasi palsu yang terdapat dalam sebuah postingan.
Seseorang meminta bantuan setelah melihat postingan yang mengklaim bahwa seseorang terkubur di bawah reruntuhan. Postingan tersebut mencantumkan alamat di Kaga.
Tim pekerja darurat segera menuju lokasi setelah menerima panggilan tersebut. Namun mereka tidak menemukan bukti adanya situasi darurat di alamat yang tercantum, tempat fasilitas penyimpanan berada.
Seorang pejabat pemadam kebakaran di Kota Kaga memperingatkan bahwa mengirimkan tim penyelamat berdasarkan informasi palsu dapat mencegah mereka menjangkau orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan.
Sebuah perusahaan di Jepang yang memeriksa fakta postingan media sosial telah membentuk tim ahli yang menyampaikan informasi kepada pejabat Prefektur Ishikawa.
Para ahli memverifikasi alamat yang disebutkan dalam sebuah postingan dengan melakukan referensi silang dengan peta.
Mereka juga memeriksa profil akun dan postingan sebelumnya untuk melihat apakah orang tersebut benar-benar ada di situs tersebut.