Green mengatakan ini adalah kapal pesiar kedua yang dikirim perusahaannya yang terlibat dalam serangan tersebut.
Serangan pertama terjadi pada 11 September. Dalam peristiwa ini, kapal kehilangan kemudi dan harus ditarik.
Dalam insiden terbaru, awak kapal menghubungi penjaga pantai. Awak kapal diminta untuk mematikan sistem kapal dan langsung berlayar.
“Mereka beruntung karena kemudinya tidak pecah,” kata Green. “Orca cukup kuat. Jika mereka ingin melakukan beberapa kerusakan, mereka bisa melakukan yang jauh lebih buruk.”
Coordinator for the Study of Marine Mammals (CEMMA), Ruth Esteban, yang menganalisis perilaku paus pembunuh, mengatakan kepada Newsweek, masih belum jelas mengapa paus pembunuh menargetkan kapal di sepanjang garis pantai tersebut.
Ruth mengatakan, serangan masih berlangsung, meskipun Spanyol telah melarang kapal kecil berlayar di daerah berisiko tinggi tersebut. Larangan ini membuat insiden paus pembunuh menabrak kapal atau kemudi menjadi lebih jarang terjadi.
“Entah hanya keingintahuan sederhana dari individu muda, atau itu adalah sesuatu yang dipicu oleh situasi yang merugikan dengan kapal,” katanya.
Para peneliti tidak memiliki bukti untuk menunjukkan apakah luka tersebut disebabkan sebelum perilaku dimulai, atau apakah luka tersebut disebabkan oleh perilaku tersebut.
Komentar tentang post