Dr Al Mandous dipilih oleh perwakilan dari 193 negara anggota dan teritori WMO yang telah bersidang di Jenewa, sesi ke-19 Kongres Meteorologi.
Dr Al Mandous memperoleh 95 suara, sedangkan kontestan lainnya Prof Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia memperoleh 53 suara.
Dr Al Mandous akan menggantikan ahli meteorologi Jerman dan Presiden Layanan Meteorologi Jerman Prof Gerhard Adrian, yang telah menjabat sebagai Presiden WMO sejak Juni 2019.
Dr Al Mandous akan memulai masa kepresidenannya dengan memimpin Sidang Dewan Eksekutif ke-77 WMO yang akan berlangsung di Jenewa tanggal 5 hingga 6 Juni.
Setelah terpilih, Dr Al Mandous, mengatakan, “kehormatan besar bagi saya terpilih sebagai Presiden WMO yang melayani komunitas cuaca dan iklim global.”
“Saya menyampaikan terima kasih kepada negara-negara anggota atas kepercayaan mereka pada kemampuan saya untuk memandu dan mengoordinasikan kegiatan WMO di era perubahan iklim ini,” katanya.
“Dengan dukungan berkelanjutan dari semua anggota, saya berharap dapat membangun di atas pekerjaan luar biasa dari para pendahulu saya dan memperkuat peran WMO dalam mempercepat pengembangan sistem peringatan dini yang komprehensif, memajukan penelitian ilmiah, dan memastikan penyebaran informasi terkait cuaca yang efektif kepada masyarakat di seluruh dunia.”
Komentar tentang post