Darilaut – Sekretaris Program Studi Ilmu Kelautan Sekolah Pascasarjana IPB University, Dr Hawis H Madduppa, mengatakan, organisme mikro hingga makro tersebar luas di kedalaman laut. Terlebih lagi di kedalaman 100 meter, ada banyak organisme laut yang lebih menarik untuk dikaji.
Hal ini disampaikan dalam webinar The Ocean Voice dengan tema “Riset Biodiversitas Laut di Pascasarjana”, Minggu (14/6). Kegiatan ini selenggarakan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University.
Menurut Hawis, seperti dilansir Ipb.ac.id, Selasa (16/6), manfaat riset biodiversitas akan mengantarkan dalam penerapan dibidang ilmu yang lain. Seperti bidang biomedis, pengkajian biodiversitas merujuk kepada spesies introduksi atau invasi yang dapat dijadikan sumber obat-obatan berdasarkan zat-zat yang ada.
Selanjutnya, cara menggunakan visual sensus hingga teknik menggunakan teknologi seperti drone atau ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk melihat sebaran spesies. Enviromental DNA barcoding menggunakan DNA juga biasa digunakan untuk mengetahui spesies apa saja yang berada di perairan.
Hingga saat ini, kata Hawis, program studi pascasarjana ilmu kelautan telah bekerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri. Misalnya dengan University of California atau tahun ini dengan program doublé degree bersama National Sun Yat-sen University Taiwan.
Komentar tentang post