Darilaut – Ekosistem pers saat ini tidak sehat. Hasil penelitian yang digagas Dewan Pers bekerja sama dengan peneliti Universitas Multimedia Nasional (UMN) memberi gambaran secara umum industri media menghadapi kesulitan, terutama dengan adanya disrupsi teknologi digital yang memengaruhi pendapatan.
“Ekosistem pers saat ini memang tidak sehat, baik dari segi ekonomi maupun konten,” kata Ketua Dewan Pers, Dr Ninik Rahayu, saat peluncuran hasil survei yang dilakukan Dewan Pers bersama UMN di Hall Dewan Pers, Jakarta, Rabu (12/6).
“Hal ini karena kurangnya kesiapan menghadapi era digital. Kesiapan tersebut memang tidak bisa dilakukan secara cepat.”
Sebagian bertahan hidup dengan berbagai cara dan Dewan Pers telah melakukan berbagai inovasi untuk mendukung para pegiat media pers ini.
Ninik meminta semua pihak memikirkan langkah solutif ini. Tidak hanya Dewan Pers dan insan pers, namun juga melibatkan semua pihak sebagai pemangku kepentingan. Ini karena keberadaan pers juga merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Bagi yang dari awal berkomitmen pada pers, Ninik yakin, mereka akan berpegang teguh dan beradaptasi dengan dunia digital dengan tetap mendukung jurnalisme berkualitas.
Adaptasi ini masih memerlukan kerja sama kita semua agar ekosistem digital tidak menjadi gaduh yang menyebabkan hal buruk bagi pers kita, kata Ninik.