Abdul mengatakan K2 ditemukan oleh sistem pemantau komet bernama Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (PanSTARRS) yang berlokasi di Hawaii pada 21 Mei 2017.
Penampakan K2 saat melintas dengan jarak paling dekat dengan Bumi, menampilkan ekor debu dan ekor gas. Semakin dekat ke Matahari, ekor gas akan terlihat semakin jelas.
Saat melintas dekat Bumi, menurut Abdul, K2 hanya bisa dilihat jika memakai teleskop apalagi karena saat itu bertepatan dengan Bulan Purnama. Akan tetapi seiring makin dekatnya komet tersebut dengan Matahari maka ia akan bisa dilihat dengan binokular.
“Seluruh daerah di permukaan bumi berkesempatan untuk melihat komet itu pada malam hari yang cerah,” ujar Abdul.
Pengamatan K2 dapat dilakukan dalam beberapa bulan, terutama saat komet itu melintas dekat Bumi, dalam perjalanannya menuju titik terdekatnya dengan Matahari. Hingga beberapa bulan setelah itu.
Abdul mengatakan, dengan fenomena komet melintas bumi, melalui riset dapat dipelajari kemungkinan jatuhnya komet tersebut ke bumi.
Untuk kasus K2 ini, komet melintasi bumi pada jarak lebih dari 270 juta km sehingga tidak berdampak apa-apa ke bumi.
Karena melintasnya cukup jauh dari Bumi yakni sekitar 2 kali jarak Matahari-Bumi, maka tidak ada efek negatif yang ditimbulkan.
Komentar tentang post