Asia adalah wilayah yang paling terkena dampak bencana cuaca, iklim dan air. 80 persen di antaranya disebabkan oleh bencana banjir dan badai pada tahun 2023.
Terdapat lebih dari 2.000 korban jiwa dan sembilan juta orang terkena dampak langsung.
Pada saat yang sama, 3,6 miliar orang di seluruh dunia menghadapi akses yang tidak memadai terhadap air setidaknya satu bulan per tahun dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 miliar pada tahun 2050.
Deklarasi tingkat menteri mengeluarkan seruan mendesak untuk pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien dan terpadu.
Lebih banyak pendanaan untuk adaptasi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem dan mempercepat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6 mengenai air minum dan sanitasi yang aman dan terjangkau untuk semua.
Saulo menyoroti semakin berkembangnya momentum Peringatan Dini untuk Semua.
Misalnya, setelah bencana Topan Idai pada tahun 2019, Mozambik menjadikan sistem peringatan dini sebagai prioritas dan hal ini sangat membantu mengurangi korban jiwa dan kerugian ekonomi ketika Topan Kategori 5 Freddy melanda pada tahun 2023.
Siklon tropis Mocha pada tahun 2022 adalah contoh lainnya. Topan ini merupakan badai terkuat di Teluk Benggala dalam satu dekade terakhir dan melanda komunitas yang sangat rentan di Bangladesh dan Myanmar.