Darilaut – Benua Maritim Indonesia secara natural seperti memiliki “shield” atau pelindung dari lintasan angin siklon tropis. “Shield” tersebut secara maya berada di lintang 5 derajat utara, dan di lintang 10 derajat selatan.
Peneliti Ahli Utama Oseoanografi dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo, mengatakan, siklon tropis mampu menghasilkan tinggi gelombang ekstrem.
Namun, kata Widodo, dalam 1-2 dekade terkini, gelombang ekstrem beberapa kali menjalar melintasi atau menembus ‘shield’ tersebut.
Menurut Widodo, gelombang ekstrem di laut menyebabkan kecelakaan kapal di laut, bisa juga mengganggu kestabilan platform/ anjungan migas offshore.
Untuk itu, data dan informasi historis, dan pemantauan time series dari angin, arus, dan gelombang laut sangat penting dikompilasi. Kemudian digunakan untuk meramalkan kondisinya untuk 7 hingga 14 hari ke depan.
Kolaborasi antara riset gelombang laut yang dilakukan oleh BRIN dan operasional peramalan gelombang laut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan semakin meningkatkan informasi yang dibutuhkan oleh publik.
Riset terkait gelombang laut secara umum dan gelombang ekstrem sangat menarik dan perlu kita lakukan dalam rangka kontribusi kita dalam pembangunan maritim nasional, kata Widodo, saat menjadi pembicara dalam Talk to Scientist, Rabu (15/11).