Darilaut – Sebelum dievakuasi karena Topan Khanun, peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 Saemangeum, Jeollabuk-do, Republik Korea, menghadapi gelombang panas.
Lebih dari 43 ribu peserta Jambore Pramuka tersebut adalah Pramuka muda. Organisasi Gerakan Pramuka Dunia atau World Organization of the Scout Movement (WOSM) telah meminta agar tuan rumah dan pemerintah Korea menjadikan kesehatan dan keselamatan para peserta sebagai prioritas utama.
Menurut UN Children’s Fund (UNICEF) atau Dana Anak-anak PBB gelombang panas dan suhu tinggi mengancam kehidupan muda di Asia Selatan.
Dalam siaran pers Un.org tiga perempat anak-anak di Asia Selatan telah terpapar suhu tinggi yang ekstrem dibandingkan dengan hanya satu dari tiga anak secara global. UNICEF mendesak pihak berwenang untuk berbuat lebih banyak untuk membantu mereka mengatasi panas, pada Senin (7/7).
UNICEF memperkirakan bahwa 76 persen anak-anak di bawah 18 tahun di Asia Selatan — 460 juta — terkena suhu sangat tinggi, di mana 83 hari atau lebih dalam setahun melebihi 35° Celcius.
Juli adalah bulan terpanas yang pernah tercatat secara global, meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang masa depan anak-anak, termasuk mereka yang tinggal di Asia Selatan, diperkirakan akan menghadapi gelombang panas yang lebih sering dan parah, sebagian besar karena perubahan iklim.
Komentar tentang post