Menurut Prof. Taalas kebakaran hutan telah melanda sebagian besar wilayah Kanada, menyebabkan kehancuran dan kematian yang tragis di Hawaii, dan juga menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa di kawasan Mediterania.
“Hal ini telah menyebabkan tingkat kualitas udara yang berbahaya bagi jutaan orang, dan mengirimkan gumpalan asap melintasi Atlantik dan ke Kutub Utara,” kata Prof. Taalas.
Laporan ini menunjukkan bagaimana gelombang panas memicu kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat laut dan gelombang panas yang disertai intrusi debu gurun di seluruh Eropa menyebabkan kualitas udara berbahaya pada tahun 2022.
Laporan tersebut juga mencakup studi kasus dari Brasil tentang bagaimana taman dan kawasan yang ditumbuhi pepohonan di dalam kota dapat meningkatkan kualitas udara.
Kawasan ini menyerap karbon dioksida dan menurunkan suhu, sehingga menguntungkan penduduk.
Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan.
Terdapat konsensus ilmiah yang berkembang bahwa gelombang panas akan meningkatkan risiko dan tingkat keparahan kebakaran hutan.
“Gelombang panas dan kebakaran hutan mempunyai kaitan erat,” kata Dr. Lorenzo Labrador ilmuwan WMO yang menangani Global Atmosphere Watch dan menyusun buletin tersebut.
Komentar tentang post