Darilaut – Gempa bumi Magnitudo 6,3 di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (9/9) malam diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard).
Hasil analisis dan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, bahaya ikutan tersebut berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Lokasi pusat gempa bumi, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dengan jarak sekitar 77,6 km utara Donggala, pada kedalaman 10 km.
Gempa yang berada di Selat Makassar tersebut, menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 119,771 BT dan 0,005 LU dengan magnitudo 6,0 pada kedalaman 9,9 km.
Sementara berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 119,85 BT dan 0,01 LU, dengan magnitudo (M5,9) pada kedalaman 10 km.
Pusat Vulkanologi mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan daerah Balaesang, Donggala. Morfologi wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran pantai, dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal.