Darilaut – Gempa dahsyat berkekuatan 7,6 skala Richter pada awal tahun 2024 di Prefektur Ishikawa, Jepang Tengah, berdampak pada industri perikanan setempat. Gempa bumi tersebut juga merusak beberapa Pelabuhan.
Seiring dengan berlanjutnya Upaya pemulihan, temuan-temuan di lapangan menunjukkan bencana ini mempunyai dampak jangka panjang terhadap industri perikanan di wilayah tersebut.
Para pejabat mengatakan lebih dari 120 kapal nelayan terbalik atau tenggelam dan lebih dari 70 persen pelabuhan di Ishikawa rusak.
Gempa bumi kemungkinan telah menyebabkan tanah miring, sehingga bagian utara semenanjung naik dan bagian selatan tenggelam.
Para ahli telah menemukan bahwa Semenanjung Noto di Jepang tengah, yang menjorok ke Laut Jepang, meluas sekitar 4,4 kilometer persegi akibat gempa yang terjadi pada tanggal 1 Januari tersebut.
Melansir Nippon Hoso Kyokai (NHK) sebuah tim yang dipimpin oleh Goto Hideaki, seorang profesor di Universitas Hiroshima, mengamati pergerakan kerak bumi setelah bencana tersebut.
Mereka memeriksa seluruh garis pantai semenanjung, yang membentang sekitar 300 kilometer, menggunakan foto udara dan data lainnya.
Tim menemukan adanya gejolak di sebagian besar pantai utara semenanjung. Garis pantai di sepanjang distrik Monzenmachi dan Kuroshimamachi di Kota Wajima terbentang hingga 240 meter ke arah laut.