Darilaut – Gempabumi yang terasa lebih dari 20 detik, itu artinya segera melakukan evakuasi dengan menjauhi pantai atau ke tempat lebih tinggi.
“Jika masyarakat merasakan guncangan gempa, apakah itu lemah ataukah itu keras, tapi guncangannya berasa menerus lebih dari 20 detik. Itu adalah saat yang tepat untuk memulai evakuasi,” ujar Plt Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.
Dalam agenda Keterangan Publik (Public Expose) Risiko Tsunami di Pantai Selatan Pulau Jawa melalui telekonferensi, Rabu, (30/9), Muhari mengatakan, gejala alam yang mendahului tsunami terkait dengan karakteristik gempa bersifat unik.
Menurut Muhari, gejala ini tidak sama antara satu dengan lainnya. Sehingga kita tidak bisa memberikan karakteristik secara pasti gempa seperti apa yang pasti akan diikuti tsunami.
“Pengalaman kita yang bagus itu ada di Mentawai pada tahun 2007, ada gempa besar 8.6 (magnitudo) guncangannya sangat kuat tetapi tsunaminya sangat kecil. Tapi tahun berikutnya 2010 gempanya lemah, tapi tiba-tiba 8 menit kemudian tsunami 12-15 meter menghantam,” kata Muhari.
Menurut Muhari, untuk kesiapsiagaan masyarakat, bahwa gempa yang diikuti tsunami biasanya pelepasan energinya agak lama.
Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Sri Widiyantoro mengatakan, hasil riset memberi catatan bahwa ditemukan tsunami deposit di dekat daerah Pangandaran, yang diperkirakan terjadi akibat gempa cukup besar pada tahun 1584-1586.
Komentar tentang post