Darilaut – Lebih dari 41.000 orang meninggal dunia akibat gempa yang melanda Turki dan Suriah, Senin (6/2).
Nippon Hoso Kyokai (NHK) melaporkan tim penyelamat hingga Rabu (15/2) masih menemukan korban dari puing-puing bangunan yang runtuh.
Para kru menemukan seorang pria dan seorang gadis muda hidup-hidup di reruntuhan rumah mereka di provinsi Hatay, Turki.
Di wilayah lain, ada penyelamatan luar biasa lainnya.
Seorang wanita berusia 77 tahun ditarik keluar dari puing-puing setelah terjebak selama 212 jam.
Perhatian media beralih ke penyebab runtuhnya begitu banyak bangunan. Beberapa menyalahkan renovasi ilegal.
Seorang pria yang tinggal di dekatnya mengatakan seorang pemilik bisnis telah memindahkan pilar untuk memperluas ruang lantainya.
Seorang arsitek Jepang yang berbasis di Turki percaya lemahnya penegakan peraturan bangunan sebagian menjadi penyebab kehancuran.
General Manager Hazama Ando Corporation Turki, Moriwaki Yoshinori, mengatakan pemerintah telah memberi pembangun apa yang disebut “amnesti konstruksi” yang membebaskan mereka dari membayar denda.
“Memberikan amnesti dalam arsitektur tidak dapat diterima. Ini seperti pembunuhan yang membiarkan pembangun melanggar aturan. Mereka harus menghentikan ini,” kata Moriwaki.
Ahli mengatakan pihak berwenang Turki perlu memperbaiki sistem sebelum wilayah mulai dibangun kembali.
Komentar tentang post