Jakarta – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, meskipun Gerhana Matahari Cincin (GMC) di suatu lokasi dapat diprediksi, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.
“GMC yang akan datang dan dapat diamati di Indonesia akan terjadi pada 21 Mei 2031 dengan jalur cincin melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Kemudian pada 14 Oktober 2042, dengan jalur cincin melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur,” kata Dwikorita, Kamis (26/12).
Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu.
Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.
Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Bumi akan hampir sama. Karena itu pola peta gerhana global kedua gerhana tersebut akan mirip, meskipun lokasi visibilitas gerhananya berbeda.
Sebagai contoh, Gerhana Matahari Cincin pada Kamis 26 Desember 2019 merupakan anggota ke 46 dari 71 anggota pada siklus Saros 132. Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 14 Desember 2001.
Komentar tentang post