Hanya 8 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Ringan, 46 Persen Berat

Sebagian besar sungai di Indonesia tercemar berat. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Berdasarkan data pusat statistik, sekitar 46 persen sungai di Indonesia dalam keadaan status tercemar berat, 32 persen tercemar sedang-berat, 14 persen tercemar sedang dan 8 persen tercemar ringan.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ocky Karna Rajasa, mengatakan, pemulihan kondisi perairan darat tidak hanya berorientasi pada pemenuhan vital manusia, tetapi juga berorientasi untuk menjaga ekologi dan kesehatan ekosistem yang berkelanjutan.

“Kita perlu mengembangkan suatu metode fisika, kimia, dan biologi untuk mengetahui kondisi perairan. Salah satunya dengan penggunaan organisme dalam studi toksisitas polutan di perairan,” kata Ocky, Rabu (21/10).

Dalam webinar nasional “Ecological Tools dalam Penilaian Kesehatan Perairan Darat” yang diselenggarakan Pusat Penelitian Limnologi LIPI, kata Ocky, Indonesia memiliki daerah perairan seluas 70 persen dibandingkan dengan daratan.

“Pemanfaatan ecological tool atau perangkat ekologis dalam penilaian kesehatan perairan darat dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut karena Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi,” ujar Ocky.

Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Gunawan Pratama Yoga, mengatakan, kajian toksisitas bahan pencemar terhadap biota di perairan darat penting untuk dilakukan.

Kajian toksisitas tersebut dilakukan guna menilai resiko keberadaan bahan pencemar bagi sumber daya hayati perairan darat.

Menurut Gunawan, melalui kajian toksisitas dapat ditentukan nilai ambang batas suatu bahan pencemar yang dapat ditolerir oleh biota perairan darat.

“Kajian toksisitas terhadap biota-biota endemik di Indonesia penting dilakukan untuk mengetahui tingkat toleransinya dalam menerima beban pencemar yang semakin tinggi di perairan darat Indonesia sehingga dapat dijaga kelestariannya sepanjang masa,” ujarnya.

Exit mobile version