Darilaut – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, mengatakan, perjanjian internasional untuk melindungi lapisan ozon telah membawa perubahan dramatis dan terukur dalam melindungi manusia dan planet bumi.
“Mereka menunjukkan kekuatan multilateralisme. Dan hal-hal tersebut harus memberikan harapan bahwa, bersama-sama, kita dapat mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim dan membangun dunia yang berkelanjutan dan berketahanan,” demikian pesan Guterres dalam siaran pers Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) untuk memperingati Hari Ozon Sedunia.
Menurut Sekjen PBB, membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius masih mungkin dilakukan jika kita segera dan secara drastis mempercepat tindakan iklim.
“Saya telah mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim dan Agenda Percepatan untuk membantu mencapai hal ini,” ujar Guterres.
“Saya mendesak semua pemimpin untuk bekerja sama untuk menerapkan kebijakan ini – dan mendukung upaya ini dengan mendukung Amandemen Kigali pada Protokol Montreal dan membatasi hidrofluorokarbon yang menyebabkan pemanasan global.”
Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon (International Day for the Preservation of the Ozone Layer) ini diperingati pada tanggal 16 September, setiap tahunnya.
WMO bergabung dengan komunitas global dalam memperingati Hari Ozon Sedunia (World Ozone Day). Hal ini untuk merayakan kemajuan dalam penghapusan bahan kimia yang merusak lapisan ozon yang melindungi kita dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.
Tema tahun ini adalah “Protokol Montreal: memperbaiki lapisan ozon dan mengurangi perubahan iklim”.
Amandemen Kigali, yang disetujui pada tahun 2016, berupaya menghapuskan hidrofluorokarbon (HFC) secara bertahap. Ratifikasi dan penerapan perjanjian ini dapat menghindari pemanasan hingga 0,5°C pada tahun 2100.
Menurut Sekretariat Ozon, dengan menggabungkan transisi dari gas rumah kaca dengan langkah-langkah efisiensi energi pada peralatan pendingin dapat melipatgandakan angka ini.
Jaringan stasiun pengamatan Global Atmospheric WMO memantau ozon stratosfer dan melacak evolusi lubang ozon tahun ini.
Laporan Penilaian Ilmiah yang diterbitkan oleh WMO dan Program Lingkungan PBB (UNEP) pada Januari 2023 menyebutkan bahwa lapisan ozon akan pulih dalam waktu empat dekade.
Laporan tersebut mengonfirmasi bahwa penghapusan hampir 99% zat-zat perusak ozon yang dilarang telah berhasil menjaga lapisan ozon, sehingga menghasilkan pemulihan lapisan ozon di stratosfer bagian atas dan mengurangi paparan sinar ultraviolet (UV) matahari yang berbahaya bagi manusia.
Jika kebijakan yang ada saat ini tetap diterapkan, lapisan ozon diperkirakan akan pulih ke nilai tahun 1980 (sebelum munculnya lubang ozon) pada sekitar tahun 2066 di Antartika, pada tahun 2045 di Arktik, dan pada tahun 2040 di seluruh dunia.
Variasi ukuran lubang ozon Antartika, khususnya antara tahun 2019 dan 2021, sebagian besar disebabkan oleh kondisi meteorologi.
Namun demikian, lubang ozon Antartika perlahan-lahan membaik luas sejak tahun 2000.