Darilaut – Pola produksi dan konsumsi umat manusia yang tidak berkelanjutan mendorong planet ini menuju kehancuran.
Rumah tangga, usaha kecil dan layanan publik menghasilkan lebih dari 2,1 miliar ton sampah kota setiap tahunnya.
Melansir Un.org, layanan pengelolaan limbah di dunia masih belum lengkap: 2,7 miliar orang tidak memiliki akses terhadap pengumpulan limbah padat dan hanya 61-62% limbah padat perkotaan yang dikelola di fasilitas yang terkendali. Harus ada tindakan untuk mengatasi krisis sampah.
Hari Tanpa Sampah Internasional (International Day of Zero Waste) yang diperingati hari ini, tanggal 30 Maret, menyoroti kebutuhan penting untuk memperkuat pengelolaan sampah secara global dan mendorong praktik produksi dan konsumsi berkelanjutan.
Acara ini untuk memperingati inisiatif nol limbah di semua tingkatan, yang berkontribusi terhadap kemajuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Memperkuat Pengelolaan Limbah
Peningkatan pengumpulan, daur ulang, dan bentuk pengelolaan sampah yang baik lainnya tetap menjadi prioritas mendesak.
Namun untuk mengatasi krisis sampah, umat manusia harus memperlakukan sampah sebagai sumber daya.
Hal ini mencakup pengurangan timbulan sampah dan mengikuti pendekatan siklus hidup. Sumber daya harus digunakan kembali atau dipulihkan sebanyak mungkin, dan produk harus dirancang agar tahan lama dan membutuhkan bahan yang lebih sedikit dan berdampak rendah.