Darilaut – Hingga Rabu (21/4) malam sebanyak 7 ekor hiu paus (whale shark) masih menetap sementara di perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Menurut pemandu wisata hiu paus di Botubarani Olis Latief, hiu paus ini berenang tidak jauh dari pantai Botubarani. Terdapat individu baru yang muncul di bulan April tahun ini.
Hasil identifikasi foto (Photo-Id) dari tahun 2016 sampai 2020 terdapat 43 individu yang sudah tercatat dan ada rekaman fotonya.
“Tahun 2021 sampai bulan April bertambah 2 Foto-Id hiu paus di Botubarani,” kata Olis, Rabu malam.
Menurut Olis jumlah individu yang muncul di perairan Botubarani lebih banyak dibandingkan dengan hasil identifikasi foto. Hanya tidak semua hiu paus di perairan Botubarani yang berhasil teridentifikasi.
Untuk mengidentifikasi hiu paus ini berdasarkan totol-totol atau bintik putih, strip di badan, serta bekas luka akibat tertabrak perahu atau mesin kapal.
Selama bulan Maret hingga April tahun ini, setiap hari hiu paus terlihat di perairan Botubarani. Jumlah terbanyak dalam sehari 8 ekor hiu paus.
Sebelumnya, pada Kamis (15/4) sebanyak 5 individu, Jumat (16/4) 6 individu, Sabtu (17/4) 7 individu, Minggu (18/4) 8 individu, Senin (19/4) 7 individu dan Selasa (20/4) 8 individu.
Hiu paus melakukan migrasi di perairan laut hampir 100 negara. Hiu paus menyebar dan bermigrasi sesuai kondisi lingkungan.
Catatan Darilaut.id di lokasi perairan Botubarani, selama masa agregasi, hiu paus ini berenang dan mencari plankton tidak jauh dari pantai.
Mulai kedalaman 20 meter ke laut lepas hingga 300 meter. Sebagian besar hiu paus mencari makan berupa plankton di perairan dangkal.
Hiu paus yang teridentifikasi di perairan Botubarani berada dalam jangkauan yang tidak terlalu luas.
Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik untuk menjamin keberadaan hiu paus selama masa agregasi.
Karena itu, memahami perilaku migrasi dan menetap sementara di perairan Botubarani sangat penting dalam manajemen konservasi hiu paus.
Agregasi lokal di perairan Botubarani tercatat secara harian. Umumnya hiu paus yang teridentifikasi di perairan Botubarani jenis kelamin jantan.
Terdapat 1 ekor yang diduga berjenis kelamin betina, terlihat pada 2016 lalu.

Dalam setahun kemunculan hiu paus di perairan Botubarani memiliki bulan-bulan puncak dengan jumlah individu yang banyak.
Hiu paus (Rhincodon typus), sejak 1999 ditetapkan dalam Apendiks II Convention on Migratory Species (CMS).
Artinya, hiu paus baru akan ‘merasakan’ dampak yang signifikan bila perlindungan dan pengelolaannya diterapkan melalui kerja sama internasional.
Upaya konservasi spesies ini dilakukan melalui jejaring antar berbagai negara. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan keputusan hiu paus sebagai jenis ikan yang dilindungi secara penuh.
ketentuan ini melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu paus.
Komentar tentang post