Ikan Karang Bertambah di Lokasi Transplantasi Bone Bolango

Transplantasi karang

FOTO: TIM FPIK-PKPTLD UNG

JUMLAH individu dan spesies ikan karang bertambah di lokasi transplantasi di perairan Desa Botutonuo dan Desa Bintalahe Kabupaten Bone Bolango.

Pemulihan kondisi Terumbu karang dan asosiasi ikan di dua desa tersebut telah dilakukan Pusat Kajian Penelitian Teluk dan Laut Dalam (PKPTLD) Universitas Negeri Gorontalo (UNG). PKPTLD UNG bekerjasama dengan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ketua tim peneliti Femy M Sahami MSi mengatakan, Secara ekologis dapat dikatakan telah terjadi pemulihan ekosistem terumbu karang. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan jumlah ikan secara signifikan di lokasi pemulihan.

“Hasil penghitungan indeks keanekaragaman ikan asosiasi telah menunjukkan pula adanya perubahan kondisi terumbu karang dari kategori rendah ke kategori sedang,” kata Femy Kamis (10/1).

Hasil monitoring juga menunjukkan bahwa telah terjadi proses rekrutmen karang secara alami di lokasi transplantasi karang.

Survei awal hanya ditemukan 4 famili ikan karang, 13 species dan 224 individu. “Pada saat monitoring ditemukan 19 family, 45 species dan 494 individu ikan karang,” kata anggota tim Peneliti Sri Nuryatin Hamzah MSi.

Menurut Sri Nuryatin, ini yang menarik di lokasi transplantasi di Bone Bolango sekarang ini. “Ada peningkatan ikan karang baik dalam jumlah individu maupun spesies,” ujarnya.

Survei yang telah dilakukan tim pada 2018 lalu juga menunjukkan kondisi terumbu karang di lokasi perairan berada pada kategori buruk. Kondisi terumbu karang seperti ini juga terjadi di perairan Indonesia lainnya.

Banyak dilaporkan terumbu karang telah mengalami penurunan dan mengalami degradasi. Karena itu, kondisi terumbu karang di Indonesia sudah sangat memprihatinkan dan perlu adanya perhatian khusus dan aksi nyata.

Untuk lokasi di Bone Bolango, rehabilitasi terumbu karang dilakukan dengan cara transplantasi di sejumlah lokasi. Tingkat kelangsungan hidup transplantasi karang ini di perairan Desa Botutonuo sebesar 98,14 persen dan Desa Bintalahe sebesar 95,41 persen.

Transplantasi yang dilakukan di perairan dua desa tersebut menggunakan metode beton. “Jumlah keseluruhan substrat beton yang tersusun di dasar perairan adalah 1250 substrat atau 250 media nursery,” kata Sri Nuryatin.*

Exit mobile version