Jakarta – Peneliti Bidang Geologi Laut dan Oseanografi, Badan Litbang Energi Dan Sumber Daya Mineral Delyuzar Ilahude mengatakan, perairan Teluk Tomini seharusnya kaya dengan berbagai jenis ikan pelagis dan ikan karang.
Menurut Ilahude, di Gorontalo khususnya dan Teluk Tomini terdapat upwelling dan Arlindo. Upwelling membawa nutrien dari dasar laut, sehingga akan mengundang migrasi ikan ke wilayah tersebut.
Upwelling artinya, naiknya massa air dari lapisan bawah ke atas (permukaan air) yang kaya akan bahan makanan. Mekanisme inilah yang menyebabkan perairan menjadi subur.
Arus ini memegang peran untuk mendistribusikan nutrien dari bawah ke permukaan laut, serta mengendalikan salinitas. Tetapi akibat pencemaran limbah merkuri di perairan Gorontalo, populasi biota laut di perairan ini, dikhawatirkan telah terkontaminasi logam berat. Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah curah hujan yang tinggi di Gorontalo, yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan salinitas di perairan tersebut.
Arlindo merupakan bagian penting dari arus-arus termoklin di dunia yang sangat menentukan terjadinya migrasi ikan pelagis seperti tuna, cakalang, barakuda dan lain-lain. Dari faktor oseanografi, daerah Teluk Tomini dilewati arus global yang dikenal dengan Arlindo (Arus Lintas Indonesia).
Arus ini membawa massa air dingin bergerak dari wilayah lintang tinggi (kutub utara) menuju equator yang banyak mensuplai nutrien yang kaya akan makanan sehingga perairan menjadi subur.
“Dengan terdapatnya aliran arus yang membawa zat hara (nutrien) ke Teluk Tomini, seharusnya perairan Teluk Tomini kaya akan ikan,” kata Ilahude.
Namun, tidak demikian halnya di Teluk Tomini Gorontalo. Karena itu, menjadi pertanyaan besar mengapa terjadi penurunan tangkapan ikan oleh nelayan tradisionil di perairan Gorontalo.
Ilahude mensinyalir, menurunnya hasil tangkapan ikan ini akibat sering terjadi luapan air yang bermuatan lumpur di musim hujan. Pasokan lumpur dari beberapa sungai ini berpengaruh pada penurunan salinitas yang berdampak pada menurunnya populasi ikan di Teluk Tomini.
Curah hujan maksimum selama periode lima tahun umumnya lebih dari 201 milimeter, sedangkan curah hujan maksimum normal terjadi pada bulan Januari. Curah hujan yang tinggi di daerah hulu, akan mengakibatkan banjir dan banyak memasok logam berat ke sungai Bone, hingga bermuara ke laut.
Penurunan hasil tangkapan nelayan tradisional menunjukan bahwa telah terjadi migrasi ikan pelagis ke arah laut lepas jauh ke arah tenggara dari Teluk Gorontalo.
Faktor inilah yang menjadi pertanyaan, mengapa produksi ikan dari nelayan tradisional di Gorontalo menurun. Harus ada perhatian dari instansi terkait untuk memantau fenomena ini. Bukan tidak mungkin faktor tersebut disebabkan oleh polutan limbah logam berat (merkuri, sianida) yang bermuara ke laut.*
Komentar tentang post