Pemanasan global juga berdampak pada kemunculan angin topan tropis. Dalam lima tahun terakhir, intensitas angin topan tropis menjadi lebih sering dari pada sebelumnya.
Salah satu yang berdampak yaitu Siklon Tropis Seroja. Menurut Dwikorita hal ini berhubungan dengan peningkatan temperatur laut Indonesia yang mana pada saat itu mendekati 30 derajat Celcius.
“Normalnya adalah sekitar 26 derajat Celcius. Dan siklon tropis ini berada di garis lintang 10 derajat, di mana biasanya siklon tropis tidak sanggup mencapai lintang tersebut,” katanya.
Untuk itu, mitigasi menjadi salah satu langkah antisipasi. BMKG telah meletakan ribuan alat observasi berupa sensor, satelit, dan radar di seluruh Indonesia. Data yang dihasilkan alat observasi itu kemudian di analisis secara otomatis oleh kecedasan buatan.
“Lalu hasil prakiraan cuaca dan peringatan dini secara otomatis disebar melalui mekanisme digital,” kata Dwikorita.
Selain berbicara mengenai potensi dan mitigasi, Dwikorita juga memaparkan pentingnya menyalurkan informasi ke masyarakat, seperti membantu petani dan nelayan menghadapi dampak perubahan iklim.
Langkah ini penting karena selama ini nelayan dan petani hanya menggunakan pengetahuan tradisional untuk mengenali iklim, tanpa memanfaatkan alat apa pun.
Komentar tentang post